Sonora.ID - Simak kisah terbakarnya warung tembakau berpesugihan lantaran lantunan tahlilan berikut ini.
Desa itu memang dikenal sebagai penghasil tembakau yang unggul. Setiap bulan, banyak pengusaha dari berbagai penjuru kota mendatangi para petani, berniat memborong aneka jenis tembakau untuk mereka jual kembali dengan harga murah.
Di antara banyak petani di sana, Pak Dewa ialah salah satu yang punya perkebunan tembakau paling luas dibandingkan yang lain. Alhasil, praktis, ia pun jadi orang yang paling kaya raya dibanding para tetangganya.
Kalau banyak petani pada umumnya menjual tembakau dengan harga rendah pada para tengkulak, Pak Dewa bisa dengan bebas membuka tokonya sendiri yang tampak amat mentereng di pinggiran desa. Di sana, aneka macam tembakau tersedia bagi siapa saja yang menginginkannya.
Oleh orang-orang desa, Pak Dewa dikenal sebagai pria yang misterius. Semenjak bisnis tembakaunya makin membesar, ia amat jarang keluar rumah.
Pekerjaan untuk merawat perkebunan juga telah ia limpahkan pada orang lain. Maka, karena hal itu, ia dianggap oleh orang-orang sebagai si kaya yang lupa dengan asal muasalnya.
Di banyak acara penduduk yang diadakan di desa itu, misalnya, Pak Dewa hampir tak pernah kelihatan batang hidungnya.
Padahal, di desa yang sebagian besar masyarakatnya dekat dengan kultur Islam kejawen seperti di sana, acara pengajian hampir rutin diadakan setiap malam. Tetapi, tetap saja, menjadi orang yang misterius, Pak Dewa tak pernah hadir dalam acara-acara itu.
Siang itu, para penduduk tampak murung. Mereka mendengar kabar bahwa Mbah Tejo, salah satu penduduk yang menjadi sesepuh di desa itu, dikabarkan meninggal karena penyakit tua.
Baca Juga: Pesugihan Tukang Gali Kubur yang Terungkap oleh Keberadaan Jenazah Tokoh Agama