Maka, sebagaimana yang biasa terjadi, para penduduk datang ke rumah Mbah Tejo di malam harinya, mengadakan tahlilan. Seperti yang ditebak oleh orang-orang, Pak Dewa tak hadir dalam acara itu.
Di malam itu, berasal dari tahlilan yang diadakan di rumah Mbah Tejo, lantunan ayat-ayat suci terdengar nyaring di telinga para penduduk.
Mereka yang tinggal di desa itu hampir dipastikan bisa mendengarnya, mengingat desa itu hanya punya wilayah yang tergolong sempit.
Namun, di tengah nyaringnya lantunan ayat suci itu, para penduduk yang sedang mengadakan tahlilan mendengar kegaduhan yang amat sangat, tak jauh dari tempat mereka duduk dan membaca tahlil.
Sesaat setelah acara tahlilan selesai, mereka pun berbondong-bondong keluar, melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah berlari ke luar rumah, mereka melihat kobaran api yang kian membesar di toko tembakau milik Pak Dewa. Di depan toko yang terbakar itu, Pak Dewa terlihat berteriak dan memegangi kepala dengan kedua tangannya, meminta tolong.
Maka, melihat apa yang terjadi, para penduduk yang sebelumnya melakukan tahlil di rumah Mbah Tejo berbondong-bondong mencari air, berniat menyelamatkan toko Pak Dewa.
Namun, sayang teramat sayang, kobaran api yang kian membesar tak bisa menyelamatkan toko itu. Diakibatkan oleh kejadian itu, toko lengkap beserta tumpukan aneka jenis tembakau milik Pak Dewa hangus terbakar. Praktis, malam itu ia tak lagi menjadi pemilik kebun tembakau kaya raya: ia bangkrut sejadi-jadinya.
Beberapa minggu setelah kejadian kebakaran, anak Mbah Tejo, Pak Agung, yang di desa itu dikenal sebagai penceramah, bercerita tentang sesuatu yang sebelumnya tak disangka para penduduk sama sekali.
Baca Juga: MERINDING! Ini Cerita Pesugihan Penjual Bakso yang Ketahuan oleh Pembelinya Sendiri
Ia bercerita ketika para penduduk datang ke rumah Mbah Tejo, melaksanakan tahlilan di h+7 kematian Mbah Tejo.
“Kejadian itu justru membuat Pak Dewa tobat, seharusnya,” jelas Pak Agung singkat.
“Maksudnya, Pak?” Seorang penduduk menimpali. Menjawab pertanyaan itu, Pak Agung lantas menjelaskan semuanya.
Berdasarkan dari keterangan Pak Agung, penduduk megetahui bahwa selama ini, Pak Dewa telah memakai pesugihan untuk membesarkan bisnis tembakaunya. Dulu, ketika belum terlalu banyak orang datang dan menetap di desa itu, ia mengorbankan banyak tumbal ke kebun tembakaunya yang ditinggali oleh jin.
“Ia membunuh banyak orang. Hasilnya, tembakau-tembakaunya selalu diburu oleh para pembeli,” kata Pak Dewa.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Bikin Ketar-Ketir! Ini Kisah Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Pesugihan Ibu Kos