Sonora.ID - Di tengah pandemi Covid-19, geliat usaha bisnis alat berat untuk keperluan infrastruktur, konstruksi dan pertambangan perlahan mulai menunjukkan perbaikan.
Hal ini setidaknya ditandai oleh membaiknya penjualan alat-alat berat pendukung proyek infrastruktur termasuk alat berat di sektor usaha tambang.
Marketing Communications Manager PT Gaya Makmur Tractors (GMT) optimistis menghadapi geliat pasar ke depan, mengingat pasar kembali bergairah pascapandemi Covid-19 dalam 2 tahun belakangan.
Mengenai geliat industri alat berat di sektor konstruksi, seperti dikutip dari berbagai sumber, Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) memperkirakan produksi alat berat untuk sektor konstruksi tahun ini masih stabil di angka 2.000 unit.
Setara dengan 20 persen dari total kapasitas produksi. Ketua Umum Hinabi Jamaludin mengatakan produksi alat berat untuk kebutuhan sektor konstruksi tahun ini stabil lantaran investasinya sudah dimulai sejak 2020.
Alasannya, proses pergantian alat berat sektor konstruksi relatif lebih panjang dibandingkan dengan sektor tambang.
"Sektor konstruksi pergantian alatnya cukup panjang, tidak seperti mining. Sehingga investasi alat untuk konstruksi sudah dimulai dari sebelum-sebelumnya," ujar Jamaludin
Mengutip data Hinabi, porsi alat berat untuk sektor konstruksi sebesar 20 persen dari total produksi.
Selanjutnya, untuk sektor pertambangan 40 persen, forestry 25 persen, dan agro 15 persen.
Baca Juga: Sumber Kekayaan Anya Geraldine, Mulai Endorsement hingga Bisnis 'Kotor'