Sonora.ID - Sosok Ratu Inggris selama ini selalu tertuju pada Ratu Elizabeth II yang memimpin kerajaan selama 70 tahun lamanya.
Banyak yang tidak tahu ternyata ada Ratu Inggris lain yang hanya menjabat sangat singkat, yakni 9 hari. Siapa dia?
Dia adalah Lady Jane Grey yang naik takhta pada 10 Juli 1553 dan mengakhiri kepemimpinannya pada 19 Juli 1553.
Sosok Ratu Inggris dengan pemerintahan tersingkat ini pun makin jadi sorotan setelah hidupnya berakhir dengan eksekusi mati pada tahun berikutnya.
Berikut kisah Lady Jane Grey yang menjadi Ratu Inggris tersingkat dan hidupnya berakhir dramatis seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Inilah Raja dan Ratu yang Paling Lama Berkuasa di Dunia, Ternyata Ratu Elizabeth II Bukan di Urutan Pertama!
Sosok Lady Jane Grey
Lady Jane Grey lahir pada Oktober 1537 di Leicester, Inggris dari pasangan Henry Grey dan Lady Frances Brandon.
Dia adalah cicit dari Raja Inggris Henry VII yang berkuasa pada 1485-1509.
Sebagai keluarga kerajaan, dia selalu mendapatkan pendidikan terbaik dan diajarkan sebagai seorang penganuh protestan yang taat.
Sejak kecil sebenarnya Lady Jane Grey tak pernah bercita-cita ingin menjadi Ratu Inggris.
Namun semuanya berubah lantaran menuruti ambisi sang ayah, motif agama dan kekuasaan dari mertuanya.
Semuanya bermula pada tahun 1551. Sang ayah mencoba memperkenalkan Lady Jane Grey ke istana.
Dia dijodohkan dengan keturunan bangsawan yang memiliki posisi lebih tinggi, yaitu Lord Guildford Dudley, putra John Dudley, yang merupakan Duke of Northumberland.
Kala itu bisa dibilang kekuasaan Inggris ada di tangan John Dudley lantaran dia adalah wali dari Raja Edward VI yang naik takhta pada 1547 di usia 10 tahun.
Pada tahun 1553 Lady Jane Grey dan Lord Guildfor Dudley resmi menikah.
Naik Takhta dan Jadi Ratu Hanya 9 Hari
Raja Edward VI yang kala itu masih sangat belia menderita penyakit TBC.
Melihat kondisi kesehatan sang Raja, banyak orang berusaha memanipulasinya. Hal itu pun dilakukan oleh John Dudley.
John Dudley yang mengincar takhta terus menerus mempengaruhi Raja. Termasuk agar Raja tak memberikan takhta kepada saudara tirinya, Mary Tudor.
Selain ingin membawa menantunya ke tampuk kekuasaan, motif agama yang dibawa John Dudley juga menjadi alasan.
Diketahui Mary Tudor adalah pemeluk agama Katolik yang sangat taat. Sementara John Dudley dan keluarganya adalah penganut protestan.
Dengan kondisi kesehatan Raja Edward VI yang menurun, John Dudley terus menerus mempengaruhi.
Dia menyebut bahwa Mary Tudor tidak sah menjadi ahli waris takhta dan terus meyakinkan Raja untuk mendukung reformasi protestan dan menjadikan Lady Jane Grey sebagai penerus.
Baca Juga: 5 Putri Kerajaan Tercantik di Dunia, Paras Wajahnya Bikin Para Rakyat Jatuh Cinta!
Raja Edward VI akhirnya terhasut dengan bujuk rayu John Dudley.
Setelah dia meninggal pada 6 Juli 1553, kekuasaan Inggris diberikan kepada Lady Jane Grey, sesuai dengan misi John Dudley sejak lama.
Kala itu Lady Jane Grey masih berusia 15 tahun dan sempat menolak jabatan tersebut.
Namun pada akhirnya dia naik takhta sebagai Ratu Inggris.
Tepat 4 hari setelah kematian Raja Edward VI, Lady Jane Grey dinobatkan sebagai Ratu Inggris.
Posisi baru Lady Jane Grey langsung ditentang keras oleh Mary Tudor dan parlemen. Apalagi menurut Hukum Suksesi 1544, seharusnya Mary Tudor-lah yang naik takhta menjadi Ratu Inggris.
Perlahan siasat John Dudley untuk menjadikan Lady Jane Grey pun terkuak. Otomatis dukungan terhadapnya pun meredup.
Bahkan sang ayah malah berbalik mendukung Mary Tudor untuk menjadi Ratu Inggris demi menyelamatkan diri dari ancaman hukuman.
Tekanan demi tekanan terus terjadi, pada 19 Juli 1553 Lady Jane Grey digulingkan dari kekuasaannya sebagai Ratu Inggris oleh Mary Tudor.
Akhri Hidup Lady Jane Grey
Tak sampai disitu, Lady Jane Grey yang hanya menjadi ‘boneka’ itu pun dipenjara akibat intrik-intrik politik yang melibatkannya. Dia dipenjara di Menara London.
Sementara John Dudley dinyatakan bersalah karena melakukan pengkhianatan. Dia dieksekusi pada 22 Agustus.
Selang beberapa bulan kemudian, Jane dan suaminya, Guildford Dudley juga dinyatakan bersalah atas pengkhianatan dan mendapatkan hukuman mati pada 13 November 1553.
Usia Lady Jane yang masih muda, ditambah dengan fakta bahwa dirinya tak bersalah secara langsung, membuat Ratu Mary membatalkan hukuman mati bagi dirinya.
Nasib Lady Jane Grey sayangnya kembali di ujung tanduk.
Ayahnya, Henry Grey menjadi bagian dari pemberontakan Sir Thomas Wyatt.
Ratu Mary pun tanpa ampun memutuskan untuk melenyapkan semua pemberontak dan lawan politiknya, termasuk Lady Jane Grey.
Pada 12 Februari 1554, Lady Jane Grey menjalani eksekusi mati dengan cara dipenggal.
Itulah kisah hidup Ratu Inggris dengan jabatan tersingkat yang hanya 9 hari dan berakhir dieksekusi mati.