Pontianak, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) melakukan sinergitas antar lembaga terkait data yang akurat untuk mengendalikan inflasi.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan, melalui data yang akurat, pemerintah daerah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bisa melakukan pemetaan gejolak inflasi di setiap daerah di Kalbar.
“Pertama, data. Kedua, koordinasi. Dengan koordinasi, kita bisa memprediksi dan mengantisipasi untuk menjaga inflasi," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalbar 2022, Selasa (19/9).
Baca Juga: 32 Tim Lolos Penyisihan Tournament Mobile Legend Piala Gubernur Kalbar
Inflasi akan terjadi jika semua pihak lengah dan membiarkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan persediaan di lapangan. Oleh sebab itu, Gubernur juga menekankan semua stakeholder agar bersama-sama menjaga berbagai komponen yang bisa meningkatkan angka inflasi di suatu daerah.
Bahan pokok beras merupakan salah satu komponen bahan pokok penyumbang inflasi cukup besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Kalbar menjaga produksi beras dan mengawasi pendistribusiannya.
“Komponen-komponen apa saja yang harus kita jaga sebagai penyumbang inflasi besar, seperti beras yang menjadi penyumbang inflasi sebesar 74%. Maka, ketersediaan beras harus dijaga supaya angka inflasi tidak terlalu dalam,” ucap Sutarmidji.
Baca Juga: Puluhan Tim Turnamen eSport Siap Memperebutkan Piala Gubernur Kalbar
Kabupaten Sintang merupakan daerah yang mendapat perhatian khusus karena mengalami peningkatan inflasi year-on-year di atas 7,39%. Meskipun terjadi deflasi sekitar -0,96% pada bulan Agustus 2022.