"Harganya jadi Rp 500 per biji. Tapi tetap belum untung," tutur Suwarno, Selasa (20/9/2022).
Baca Juga: Capaian Penjualan Bersih Sari Roti Tahun 2022, Melambung 15,1% Dibanding Periode sama Tahun lalu
"Saya heran. Saya masih rugi itu mas. Uang hasil penjualan tidak cukup untuk membeli kedelai lagi," imbuhnya.
Dengan harga kedelai Rp 12 ribu saja, produsen tahu bisa merugi hingga 10 persen dari total kedelai yang diproduksi.
Menurutnya dalam sehari dirinya yang bisa memproduksi 5 kuintal kedelai dan mampu menghasilkan sedikitnya 200 ribu biji tahu.
"Kalau harga kedelai Rp 12 ribu dikalikan 5 kuintal sudah Rp 6 juta. Jadi sehari saya bisa tombok Rp 600 ribu," jelasnya.
Meski tiap hari tombok, dia masih tetap memproduksi tahu ini. Sebagai pengusaha kecil, rugi dan untung sudah biasa. Hanya saja, harga kedelai kembali meningkat.
Hal itu jelas akan mengubur produsen tahu.
"Ya mau gimana lagi. Harga jual tahu mau dinaikkan lagi tidak bisa. Masyarakat tidak mau beli. Ya sudah lah. Mau gimana lagi," jelasnya.
Sementara itu Sriyanto yang juga merupakan produsen tahu, dirinya mengaku saat ini kondisi pasar terbilang masih sepi.
Pihaknya belum mendapatkan momen yang tepat untuk menaikkan harga tahu lagi.
"Nggak bisa (naik) pasar lagi sepi," jelasnya.
Untuk menaikkan harga tahu ini butuh waktu yang tepat. Seperti saat banyak masyarakat yang menggelar acara tradisi, hajatan, puasa hingga lebaran.
Sebab jika dinaikkan sekarang, otomatis tak ada masyarakat yang mau membeli.
"Pelanggan bisa pergi. Mungkin cari alternatif lauk yang lebih terjangkau," pungkasnya.
Baca Juga: Fakta Hidup Hermanto Tanoko, Konglomerat yang Sempat Tinggal di Emperan Toko