Dalam kepercayaan Hindu, anak tangga selalu dihitung dalam kelipatan tiga, yang melambangkan tiga dewa trimurti: Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Brahma merepresentasikan kelahiran, Wisnu mewakili kehidupan, dan Siwa melambangkan kematian.
Aturan ini diadopsi dan disempurnakan oleh budaya China, dan menjadikannya kelipatan lima, yang melambangkan kelahiran, dewasa, tua, kematian, dan kesengsaraan (masa penantian sebelum reinkarnasi).
Selain merepresentasikan tingkatan (fase) kehidupan, tangga juga melambangkan kewaspadaan.
Tidak heran jika di Bali, orang yang melangkah di anak tangga biasanya menghitung dalam kelipatan tiga (lahir, hidup, mati); sementara orang China menghitung dalam kelipatan lima (lahir, dewasa, tua, mati, dan sengsara).
Jumlah anak tangga yang baik menurut fengshui
Dalam ilmu feng shui, anak tangga yang baik disebutkan jika jumlahnya dibagi lima akan tersisa satu atau dua, atau melambangkan kelahiran dan kehidupan.
Misalnya anak tangga dengan jumlah 11,12, 16, atau 17. Kalau terpaksa, bisa membuat anak tangga dengan sisa tiga (jumlah anak tangga 8, 13, atau 18).
Jika jumlah anak tangga memiliki sisa empat atau genap dibagi lima, maka diyakini sebagian orang, lantai itu akan melambangkan kematian atau kesengsaraan dan oleh karena itu penggunaan jumlah ini dihindari.
Baca Juga: 8 Tips Fengshui untuk Kesehatan, Coba Cek Kalau Kamu Sering Sakit!