Sonora.ID - Sayangnya, tidak semua mahasiswa baru (maba) mampu mengatasi gegar budaya di masa peralihan dari siswa menjadi mahasiswa.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh UK Study British Council tahun 2018, disebutkan bahwa 64 persen siswa menderita gegar budaya atau culture shockketika beralih ke tingkat pendidikan tinggi.
Faktor terbesar disebabkan oleh sistem pembelajaran di perguruan tinggi yang berbeda dengan SMA/SMK.
Menurut data dari Kemendikbudristek, pada Tahun Ajaran 2020/2021 terdapat lebih dari 3,2 juta siswa yang lulus dari SMA/sederajat.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,1 juta siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dalam hal ini, Universitas Pertamina (UPER) menggelar Pekan Orientasi dan Pengenalan (POP UP). Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 19 hingga 23 September 2022, disebut oleh Rektor Universitas Pertamina, Prof. IGN Wiratmaja Puja, menjadi media transisi untuk beradaptasi dari siswa menjadi mahasiswa baru.
“Adik-adik nantinya tidak hanya akan dibimbing oleh dosen dari kalangan akademisi lulusan kampus terbaik dalam dan luar negeri, tetapi juga para praktisi yang sudah mengabdikan dirinya di industri. Manfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kemampuan teoritis dan praktis secara seimbang. Serta teladani cara berfikir, beradaptasi, dan berinovasi dari para pengajar,” ungkap Prof Wirat di hadapan hampir seribu maba Universitas Pertamina.
Situs bestcolleges.com mengungkapkan, idealnya masa orientasi diisi oleh kegiatan yang tidak hanya memperkenalkan mahasiswa baru pada sistem, fasilitas, sarana, dan prasaran kampus.
Tetapi juga menjelaskan peluang dan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan diri, minat, dan bakat.
Turut memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru UPER, Vice President (VP) Upstream Bussines Development PT Pertamina (Persero), Henricus Herwin; dan Vice President (VP) Operation & Development Halodoc, Satrio Pramudito. Kepada para mahasiswa baru yang telah mengalahkan lebih dari 36.500 pendaftar di UPER, kedua narasumber menyampaikan pentingnya memiliki visi, misi, milestone, dan future mindset.
“Belajar di kelas dan di laboratorium tentu penting. Memiliki produk penelitian atau inovasi di bidang keilmuan adik-adik juga sangat penting. Tetapi, adik-adik juga harus mampu membentuk karakter dan mengembangkan pola pikir melalui kegiatan nonakademik. Misalnya dengan terlibat organisasi kemahasiswaan atau organisasi profesional di luar kampus. Hal ini juga akan menciptakan peluang networking yang luas,” pungkas Henricus Herwin.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Pramudito juga mengajak para mahasiswa baru untuk senantiasa memiliki kepekaan terhadap isu atau masalah yang ada di lingkungan sekitar.
“Dalam sejarah, mahasiswa selalu menjadi motor penggerak revolusi, inovasi, dan berperan dalam kemajuan bangsa. Adik-adik adalah generasi yang akan mendominasi usia angkatan kerja ke depan. Artinya, adik-adik adalah generasi yang akan membantu masyarakat Indonesia untuk memecahkan segala masalah sosial,” jelasnya.
Untuk membentuk lulusan yang unggul secara global, lanjut Prof Wirat, UPER juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengikuti program double degree, student exchange,research collaboration, dan magang di industri serta di lebih dari 30 perguruan tinggi terbaik mancanegara mitra UPER.
“UPER juga senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan prestasi mahasiswa di luar kampus. Setiap tahun, rata-rata mahasisa UPER memenangkan 130 penghargaan di berbagai ajang kejuaraan baik tingkat regional, nasional, maupun internasional,” tuturnya.
Sandi Pamungkas, Mahasiswa Baru Program Studi Ekonomi UPER asal SMA Negeri 2 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti serangkaian kegiatan POP UP.
“Masa orientasi yang lekat dengan imej senioritas, perpeloncoan, bahkan perundungan, sangat jauh dari apa yang saya alami di UPER. Melalui pelaksanaan kegiatan POP UP ini, saya jadi semakin termotivasi untuk menuliskan peta belajar saya agar dapat fokus meraih cita-cita untuk membangun dan memajukan daerah asal saya,” ujarnya.
Selain pengembangan diri di bidang kokurikuler melalui pembelajar di kelas, laboratorium, kuliah lapangan, dan kunjungan industri, UPER juga memiliki 28 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa di bidang ekstrakurikuler.