Sonora.ID - Peristiwa G30S PKI terus terkenang menjadi sebuah sejarah kelam masa lalu Indonesia. Gerakan ini dimulai dengan diculiknya para Jenderal.
Mereka pun dibunuh dalam peristiwa tersebut hingga dikenang sebagai Pahlawan Revolusi.
Para Jenderal diculik oleh pasukan yang disebut Pasopati, dengan komandan Lettu Dul Arief. Pasukan ini disebar ke sasaran masing-masing dan mulai bergerak dari Lubang Buaya pukul 03.00 WIB.
Enam orang Jenderal dan satu perwira pertama menjadi korban di lubang buaya. Mereka adalah:
Para korban ini dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Jakarta Timur yang dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Jasad mereka ditemukan pada 4 Oktober 1964 di area sumur tua yang memiliki kedalaman kurang lebih 12 meter oleh Satuan Resimen Anggota Komando Angkatan Darat.
Tak hanya di Lubang Buaya, kekejaman G30S PKI juga terjadi di tempat lainnya.
Sebanyak tiga perwira militer lainnya juga tewas karena peristiwa G30 S PKI. Mereka adalah:
Melalui sejumlah Keputusan Presiden tahun 1965, mereka ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi
Berikut profil lengkap 10 pahlawan revolusi korban G30S PKI seperti dikutip dari laman Kemdikbud.
Baca Juga: Sejarah dan Tujuan G30S PKI, Peristiwa Kelam Penggulingan Pemerintahan Soekarno
1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Pahlawan revolusi korban G30S PKI yang pertama adalah Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani.
Di masa Orde Lama, dia dikenal sebagai seorang petinggi TNI Angkatan Darat.
Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922. Dia pernah mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.
Sejak saat itu Ahmad Yani berkarier di dunia militer. Dia pernah ikut membantu pemberantasan PKI Madiun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan juga penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.
Pada tahun 1958 ia diangkat sebagai Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang Sumatera Barat untuk menumpas pemberontakan PRRI.
Pada 1962, Ahmad Yani diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Pada 1965, dia dituduh ingin melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. Dia pun diculik oleh PKI dan tewas dalam peristiwa G30S pada 1 Oktober 1965 tepatnya di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dan dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.
2. Letjen (Anumerta) Suprapto
Letnan Jenderal (Anumerta) Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920.
Pahlawan Revolusi ini pernah mencicipi pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Bandung namun tak sampai selesai lantaran Jepang datang ke tanah air.
Di masa-masa awal kemerdekaaan, Suprapto termasuk yang aktif dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.
Dia pernah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto dan ikut dalam pertempuran di Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.
Saat PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolak.
Dia pun menjadi salah satu korban kekejaman pemberontakan G30S bersama para petinggi TNI AD lainnya.
Dia pun diculik oleh PKI dan tewas dalam peristiwa G30S pada 1 Oktober 1965 tepatnya di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dan dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.