Banjarmasin, Sonora.ID - Tidak kurang dari 52 ribu siswa-siswi di Kota Banjarmasin akan mengenakan seragam berbahan sasirangan secara serentak, pada puncak peringatan Hari Jadi ke-496 Kota Banjarmasin, Rabu (28/9).
Puluhan ribu siswa-siswi itu juga bakal ikut andil, dalam pemecahan rekor pada saat acara Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke enam, yang dipusatkan di halaman Balai Kota Banjarmasin.
"Awalnya kita cuma menargetkan siswa yang ikut pemecahan rekor ini hanya sebanyak 496 peserta didik. Tapi ternyata antusias siswa sangat tinggi, dan sekarang sudah jauh melampaui target," ucap Nuryadi, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, saat ditemui Smart FM, Selasa (27/9) sore.
Namun demikian menurut Nuryadi, tidak semua siswa hanya sebagian saja yang ikut hadir ke Balai Kota pada saat penilaian oleh Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (LEPRID) nanti.
Baca Juga: Brak! Diduga Bangunan Tua, Toko di Pasar Baru Banjarmasin Ambruk
Bukan tanpa sebab, ia mengaku khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jika semua anak dari 148 SD negeri dan swasta, ditambah 48 SMP negeri dan swasta itu turut hadir ke acara puncak harjad di Balai Kota.
"Karena masih masa pandemi, pelaksanaan pemecahan rekor ini memakai zoom meeting," katanya.
Ia menekankan, kegiatan pemecahan rekor MURI ini sama sekali tidak membebani para siswa.
Pasalnya, setiap sekolah baik itu negeri maupun swasta sudah pasti memiliki pakaian sasirangan yang menjadi seragam di sekolahnya masing-masing.
"Karena di tempat kita ada aturan yang mewajibkan para siswa untuk memakai pakaian sasirangan. Sehingga mereka terbiasa sejak dini memakai kain sasirangan di kesehariannya," ujarnya.
Nuryadi berharap, dengan adanya penilaian dari LEPRID ini, bisa menunjukkan pada dunia bahwa eksistensi dari kain sasirangan sangat disukai masyarakat, tak terkecuali anak-anak.
"Selain itu, hal ini juga upaya kita dalam melestarikan budaya kain sasirangan dan mengakomodir pelaku usaha lokal kain sasirangan," tutup Nuryadi.