Palembang, Sonora.ID – Ajang Pesparani Katolik tingkat Nasional II yang akan berlangsung di Kupang NTT akan digelar di akhir bulan Oktober 2022.
Bagaimana persiapan tim pesparani katolik sumatera selatan ?, Dr. Hendro Setiawan, Ketua Umum LP3KN kepada sonora (01/10/2022) menjelaskan.
“ Karena keterbatasan dana maka kontingen sumsel pada pesparani ke-2 ini hanya mengirimkan nomor-nomor perorangan tidak mengirimkan koor karena koor memberangkatkan jumlah yang besar padahal koor kita cukup berprestasi pada pesparani I di Ambon. Koor anak-anak rangking 2 nasional,kemudian lomba virtual 2019 juga rangking 2 nasional,” ujarnya.
Nomor perorangan yang diikuti adalah 2 regu cerdas cermat anak dan remaja, 4 mazmur untuk tiap kategori anak, remaja, kaum muda, dewasa dan 1 peserta bertutur kitab suci.
Baca Juga: Samuel Harap Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo Mampu Tingkatkan IPM di Landak
Peserta yang akan berangkat berjumlah 35 orang terdiri dari peserta lomba, pelatih, penanggung jawab dan pengurus LP3KD yang akan ikut rapat nasional.
Pada pesparani I kontingen sumsel berhasil meraih 2 emas, tahun ini akan berusaha diperbaiki capaiannya.
Persiapan dilakukan sejak satu tahun lalu mulai dari seleksi tingkat paroki, sekolah katolik.
Peserta didampingi minimal 1 pelatih bahkan bisa 2 hingga 3 pelatih akan mendampingi peserta.
Pelatih berasal dari luar sumsel, dari jawa untuk membantu persiapan pembinaan.
Dengan terbentuknya tim pelatih local akan membantu pengembangan pesparani dan gereja masa depan.
Baca Juga: Temu Pembina Kepramukaan Majelis Pendidikan Katolik 'Payo Ngumpul' di Jambi
Saingan terberat sumsel adalah kontingan dari jawa dan dari NTT.
Dari 8 juta umat katolik Indonesia 2,5 jutanya ada di NTT, satu propinsi ada 7 keuskupan.
Kalimantan juga punya jumlah umat yang cukup besar, sementara di sumsel populasinya kurang dari seratus ribu orang.
Dari segi sumber daya umat sumsel minim dibanding propinsi lain.
Pesparani I prestasi sumsel cukup membanggakan, rangking 2 nasional koor , juara 1 mazmur anak, juara 2 nasional bertutur kitab suci.
PR terbesar adalah masalah pendanaan. Perbaikan teknik-teknik bernyanyi dan bertutur harus mendatangkan pelatih dari luar dan membutuhkan dana, peserta dari luar Palembang juga membutuhkan transportasi.
Baca Juga: Makna Hari Kemerdekaan 17 Agustus Bagi Generasi Muda
Donatur sejauh ini berasal dari bimas katolik dan swadaya umat.
Pesparani membawa harapan terhadap pengembangan kehidupan gereja secara internal dan eksternal.
Dalam koor dan mazmur akan menghidupkan suasana liturgi gereja, akan membawa manfaat kedalam.
Cerdas cermat anak dan bertutur kitab suci membantu memahami apa dasar iman katolik.
Proses ini juga membantu masyarakat katolik memahami perannya dalam kehidupan bermasyarakat menjadi garam dan terang sesuai panggilannya.
“ Mohon doanya karena ini membawa nama baik propinsi. Menghayati bahwa ini panggilan dan kesempatan untuk berjuang bagi propinsi dan gereja. Berjuang dengan baik untuk memuliakan tuhan dengan segenap hati,” tutupnya.
Baca Juga: PP Pemuda Katolik: Indonesia Memberikan Keteladanan Persaudaraan di Dunia Tanpa Perang