Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana/ Dok. Pribadi (
)
Bandung, Sonora.ID - Memasuki Pekan ke 11 kompetisi Liga 1 2022, sejumlah pertandingan yang tersisa terpaksa harus dihentikan akibat dari ratusan orang meninggal dunia pada kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022).
Presiden Joko Widodo pun langsung memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 ini.
"Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," ucap Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022) siang.
Sementara itu, Ketua DPW Gelora Jawa Barat Haris Yuliana turut mengucapkan duka cita mendalam atas peristiwa di Stadio Kanjuruhan tersebut.
"Kami turut berduka atas peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang. Ratusan orang meninggal. Sekali lagi, secara mendalam kami ucapkan turut berduka cita untuk semua korban," ucapnya saat diskusi bersama media di Bandung, Minggu (2/10/2022).
Haris menilai tindakan aparat kepolisian dalam menghadapi suporter yang protes itu dianggap kurang tepat.
"Kerusuhan itu terjadi di lapangan setelah pertandingan. Suporter masuk lalu dihalau dengan tembakan gas air mata yang dilakukan secara membabi buta termasuk ditembakan ke tribun penonton," tutur Haris
"Korban yang meninggal kebanyakan di tribun penonton, justru bukan suporter yang bertindak anarkis. Mereka panik susah keluar sampai tidak bisa bernapas, ada juga yang terinjak-injak karena panik," ungkapnya.
Menurutnya, tindakan aparat tersebut sama seperti melakukan pembantaian.
Orang tidak bisa berbuat apa-apa tapi malah ditembak gas air mata.
"Para korban pasti panik dan ketakutan. Mereka datang ke stadion untuk hiburan, bukan untuk ribut-ribut," katanya.
Haris berharap Kapolri dapat bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya yang dinilai sembrono.
"Saya berharap, Pak Kapolri bisa bertindak tegas terhadap anggotanya yang telah menembakkan gas air mata ke tribun penonton," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Haris juga menyoroti kinerja PSSI dan Panpel yang seharusnya bisa berkaca dalam setiap pertandingan Liga.
Dirinya menegaskan bahwa PSSI juga harus bertanggung jawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Kejadian suporter kehilangan nyawa di Liga Indonesia bukan hanya sekali. Tapi berkali-kali. Ini seharusnya menjadi perhatian khusus PSSI. Jangan sampai kecolongan lagi," tegasnya.
Dia berharap, kedepan Ketua PSSI memang benar-benar ingin membenahi dunia sepakbola tanah air agar tidak tercoreng dengan berbagai peristiwa.