NTT, Sonora.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) berkolaborasi dalam penyelenggaraan
“Workshop Literasi Digital” di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
Kegiatan di Flores Timur digelar di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, Kegiatan di Sikka dilaksanakan Maumere, NTT.
Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai Literasi Digital kepada lebih dari 400 orang peserta perwakilan masyarakat dan komunitas di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Merespon hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan Pekan Literasi Digital dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca Juga: Kemenkominfo Ajak Masyarakat Lembata Gunakan Media Sosial dengan Bijak
Kegiatan di Larantuka dibuka dengan sambutan dari Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawuran. Ia mengajak masyarakat Larantuka untuk dapat menjaga privasinya di media sosial maupun platform digital lainnya.
“Coba adik-adik kirim di Facebook atau Whatsapp itu konten yg bermanfaat seperti cara membuat makanan yang adik-adik buat, jangan joget-joget tidak jelas. Membagikan konten positif dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan kepada teman ataupun keluarga kita sendiri yang melihat konten kita karena menambah pengetahuan mereka,” ujarnya.
Tema workshop literasi digital di Kabupaten Flores Timur adalah “Produktif di Media Sosial dengan Aman, Beretika, dan Berbudaya”, dengan narasumber Fransiskus Padji Tukan seorang musisi dan kreator konten, Maksimus Masan Kian sebagai tokoh pendidikan muda Larantuka, dan Khemal Andrias selaku pegiat literasi digital.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Fransiskus Padji Tukan menyampaikan bahwa kita hidup di era digital dimana informasi bisa berbahaya jika tidak digunakan dengan baik.