Dari 163 kegiatan emisi tersebut, 48 diantaranya adalah emiten baru (41 Emiten Saham dan 7 Emiten Obligasi/Sukuk).
Dari sisi demand, juga terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Sampai dengan 29 September 2022, jumlah SID tercatat sebanyak 9,76 juta atau meningkat sebesar 30,45%% dari akhir Desember 2021 lalu yang hanya tercatat sebanyak 7,49 juta SID.
Meskipun beberapa indikator Pasar Modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami sedikit penurunan. Sampai dengan 23 Sep 2022, total NAB Reksa Dana menurun sebesar 6,63% dari Rp578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp540,07 triliun.
Baca Juga: OJK Sosialisasi tentang Jaminan Fidusia pada Perusahaan Pembiayaan Pasca Putusan MK
Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami penurunan sebesar 0,30% dari sebelumnya sebesar Rp844,83 triliun menjadi Rp 847,37triliun. Selanjutnya, terkait dengan perkembangan Pasar Modal syariah, pada tanggal 23 September 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 210.09 poin naik sebesar 11.15% dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 sebesar 189.02 poin.
Beralih ke Sukuk Korporasi, selama kurun waktu Januari sampai dengan 23 September 2022, terdapat penerbitan untuk 213 seri Sukuk Korporasi dengan total nilai sebesar Rp 40.26 triliun. Dibandingkan dengan data akhir tahun 2021 yang hanya menerbitkan Sukuk sebanyak 189 dengan total nilai emisi sebesar Rp 34.77 triliun. Namun demikian, jumlah Reksa Dana syariah mengalami penurunan, dari sebelumnya 289 menjadi 272 RD per 23 September 2022.
Sementara terkait perkembangan pasar modal di Sumatera Utara, terdapat 3 perusahaan yang telah melakukan proses IPO di tahun 2022, sehingga secara total terdapat 11 perusahaan emiten di Sumatera Utara. Kinerja pasar modal di Sumatera Utara juga secara stabil turut menunjukkan pertumbuhan.
Per Agustus 2022, total rekening SID tercatat mencapai 435.621 rekening, tumbuh sebesar 51,47% dibanding tahun lalu. Jumlah rekening ini terdiri dari rekening Reksadana sebanyak 403.967, rekening saham sebanyak 194.403 dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 40.475.
Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana yaitu 57,08% yoy diikuti dengan Saham sebesar 40,41% yoy. Adapun nilai transaksi saham selama tahun 2022 (Januari – Agustus) mencapai Rp102,60 Triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp12,82 Triliun.
Dengan perkembangan kinerja tersebut, diharapkan investor lokal dapat berperan aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Dalam rangkaian kegiatan SEPMT ini, OJK bersama SRO terus mendorong perusahaan potensial di wilayah Sumatera Utara untuk dapat memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan melalui IPO (go public). Go public memiliki banyak sekali manfaat bukan hanya semata-mata mengenai sumber dana namun untuk keberlangsungan usaha.
Bursa Efek Indonesia terbuka untuk seluruh jenis, ukuran, sektor usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan. Untuk mempermudah para pelaku usaha untuk go public, BEI menyediakan IDX Incubator yang akan mendampingi perusahaan mulai dari tahap persiapan hingga perusahaan tersebut dapat melantai di Bursa Efek.
Investor pasar modal tidak perlu merasa khawatir untuk berinvestasi di Pasar Modal. Pahami, punyai instrumen investasinya dan pantau kondisi serta informasinya. BEI menyediakan berbagai upaya perlindungan Investor, di antaranya dengan memberikan notasi diletakkan di belakang ticker code perusahaan yang mencerminkan kondisi perusahaan. Selalu know behind the dot.
Baca Juga: OJK Sasar Peningkatan Literasi Keuangan Bagi Perempuan
Salahsatu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan.
OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis. Salahsatunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment), serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat.
Program Edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK anatara lain simolek edutaiment, desaku cakap keuangan, literasi melalui organisasi perempuan, sobat sikapi, mahasiswa/pramuka sebagai agen literasi keuangan.
Selain itu secara online, juga dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system. Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia khususnya di Sumatera Utara sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.