Kemungkinan akan bertambah jika kedua orang tua anak tersebut memiliki kondisi mata minus.
Aktivitas dengan mata melihat dalam jarak dekat dan waktu lama
“Banyak penelitian yang menunjukkan kaitan yang sangat erat anak-anak yang gemar, banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan, yang melibatkan fungsi mata melihat dalam jarak yang dekat, dalam jangka waktu yang lama,” sambung Dokter Santi.
Beberapa aktivitas tersebut adalah main gadget, main game, nonton televisi, membaca buku, belajar, hingga menyulam.
Ketika mata terus-menerus melihat dalam jarak dekat dan waktu yang lama, membuat potensi mata minus semakin besar.
“Melakukan hobi-hobi yang jarak dekat, misalnya menyulam,” tambahnya.
Kurangnya paparan sinar matahari
Pihaknya menegaskan adanya dugaan bahwa paparan sinar matahari, khususnya matahari pagi, dapat menurunkan kemungkinan terjadinya mata minus.
Meski demikian, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena baru ditemukan kaitan yang erat antara mata minus dengan paparan sinar matahari.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 7 Cara Aman untuk Mengurangi Mata Minus
Usia
“Mata minus itu biasanya akan makin bertambah sejalan dengan bertambah besarnya tumbuh kembangnya badan si anak, karena salah satu yang menyebabkan mata minus adalah matanya itu terlalu besar sehingga cahaya yang dipantulkan ke dalam bola mata untuk menuju ke retina, tidak sampai ke belakang, karena jaraknya terlalu jauh,” papar Dokter Santi.
Nah, perubahan dan perkembangan ini akan terus bertambah karena anak dalam masa pertumbuhan, tetapi pada 20 tahun, biasanya pertumbuhan fisik sudah berhenti.
Pada saat inilah, mata minus akan stabil atau tidak bertambah lagi.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.