Sonora.ID - Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi di dunia per tahun 2021, dengan rasio kasus baru mencapai 12% dalam satu tahun.
Di Indonesia sendiri, jumlah pasien dan kasus meninggal pada kanker payudara merupakan yang paling banyak dibanding jenis kanker yang lain, disebabkan sekitar 70% diantaranya adalah kasus yang ditemukan dalam stadium lanjut.
Di sisi lain, apabila berhasil dilakukan deteksi dini, maka tingkat kesembuhannya cukup tinggi yaitu 90%, sehingga penting halnya untuk mengupayakan agar dapat mendeteksi kanker payudara secara dini.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes, mengatakan kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia termasuk di Indonesia.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diperlukan dukungan semua pihak termasuk oleh Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, akademisi, dan organisasi profesi lainnya.
Selain itu, upaya deteksi dini juga menjadi penting untuk digaungkan agar para wanita semakin menyadari pentingnya deteksi dini kanker payudara.
“Kami berharap berbagai pihak, seperti PT Uni-Charm Indonesia Tbk dapat bergandengan tangan seterusnya dengan Pemerintah untuk mensosialisasikan gerakan SADARI”, ujar Eva Susanti dalam sambutannya diacara peluncuran slogan ‘Ayo SADARI Setelah Menstruasi’ di Jakarta (09/10)
Eva menambahkan slogan ‘Ayo SADARI Setelah Menstruasi’ diluncurkan demi menekankan literasi akan pentingnya gerakan ‘Periksa Payudara Sendiri’ (SADARI) untuk mendukung deteksi dini resiko kanker payudara.
Di kesempatan yang sama, Linda Agum Gumelar sebagai Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pun mengucapkan rasa terima kasih atas terlaksananya kegiatan peduli kanker payudara.