Untuk diketahui KESTI TTKKDH merupakan Organisasi atau perguruan yang bergerak di bidang seni dan budaya pencak silat yang beraliran cimande.
Di bentuk sejak tahun 1952 dengan anggota sebanyak 6 juta yang tersebar di berbagai penjuru wilayah Indonesia maupun di mancanegara.
"Keluarga KESTI TTKKDH sangat menjaga tradisi yang diwariskan oleh para kasepuhan Cimande sehingga sampai saat ini budaya leluhur masih terus terjaga dan lestari Kelid, Tari Kolot, Urutan dan Keceran, dari sejak cimande berdiri ratusan tahun silam, masih ada sampai dengan saat ini, sebagai bukti para penerusnya benar–benar menjaga tradisi," ungkap Wahyu.
Adapun Keceran, merupakan salah satu warisan budaya yang masih tetap terjaga sampai dengan saat ini. Keceran adalah kegiatan tradisi ritual yang dilaksanakan setahun sekali di setiap bulan maulid oleh keluarga Cimande.
Di antaranya tradisi Tetes Mata (Keceran) khas Cimande, Urutan atau memijat tangan dan kaki yang sering mereka pergunakan bertarung, dan penampilan Budaya silat aliran Cimande.
Kesempatan ini akan menjadi ajang silaturahmi para pesilat dari lintas aliran maupun para pelaku budaya. Acara ini juga mencatat Pemecahan Rekor MURI Ritual Keceran.
Untuk diketahui, tradisi keceran Kesti TTKKDH adalah tradisi ditetesinya mata, hidung dan mulut anggota perguruan Kesti TTKKDH oleh air khusus yang telah diberikan doa-doa oleh para sesepuh perguruan tersebut.
Usai ditetesi air khusus tersebut, anggota perguruan kemudian melakukan ritual rujakan dimana mereka memakan atau meminum khusus yang terdiri dari 7 macam untuk setiap makanan dan minumannya.
Terakhir para anggota perguruan melakukan ritual gembrungan atau saling memijit tangan dan kaki yang sering mereka pergunakan untuk bertarung. Tidak sampai di situ, ritual keceran ini ditutup dengan aksi pencak silat khas TTKDH yang diiringi alat musik tradisional pencak silat.
Baca Juga: Menko PMK Besuk Korban Jatuh Wahana Perosotan Kenjeran Park
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.