Potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. (
Pixabay)
Sonora.ID - Masyarakat Indonesia patutnya tetap bersikap waspada akan potensi cuaca ekstrem yang masih akan terus terjadi hingga pekan ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem hingga tanggal 15 Oktober 2022 nanti.
Berdasarkan analisis terkini menunjukkan hasil kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.
Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di: Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga barat Pulau Sumatra, Sebagian kecil Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua, Sebagian besar Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Seram, Laut anda, Laut Aru, Samudra Pasifik Utara Pulau Papua.
Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di: Laut Cina Selatan.
4. Potensi Gelombang Tinggi(8-14 Oktober 2022)
Kategori Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 m: Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan P. Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Bali hingga P. Sumba, Samudra Hindia selatan Banten hingga P. Sumba, Laut Natuna.
Rekomendasi
Sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem BMKG pun mengimbau agar masyarakat dan para pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah berikut ini.
Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
Memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.