Makassar, Sonora.ID - Saat membangun sebuah bisnis, hal yang pertama perlu dipelajari adalah strategi pemasaran produk. Utamanya yang berhubungan langsung dengan konsumen. Hal itu disampaikan Jamaluddin Nai selaku Local Area Marketing Profesional PT Darya Varia Laboratoria saat menjadi narasumber talskhow Smartfm bertema Jalur Sukses Start Up Demi Masa Depan di Kampus Universitas Ciputra, belum lama ini.
Pada kesempatan tersebut, Jamaluddin Nai mengambil sampel salah satu produk unggulan Darya Varia yakni Stop Cold. Sebab, Stop Cold menyumbang penjualan tertinggi di Makassar. Ia mengungkapkan, ada lima P yang menjadi strategi pemasaran Stop Cold. Lima P tersebut antara lain, produk, price (harga), promotion melalui strategi marketing dan place atau penempatan produk.
"Produk adalah hal pertama yang dipertimbangkan saat berbisnis. Setelah produk, varibel selanjitnya adalah harga atau price. Harga dan produk harus selaras, karena bagian ini pelanggan akan membandingkan dengan kompetitor." ujar Jamaluddin Nai.
Baca Juga: Kreatif dan Inovatif, 5 Weton Ini Diramal Cepat Kaya Kalau Bikin Bisnis Online
Adapun variabel place, merupakan faktor penentu dalam kesuksesan sebuah bisnis. Dalam pemasaran, variabel tempat yang harus diperhatikan adalah penempatan produk saat memasarkannya. Kemudian variabel penting lainnya adalah Promotion (Promosi). "Ini akan meningkatkan brand awareness terkait produk dan bisnis yang kita jalankan,"sebutnya.
Ia tak menampik, banyak yang menganggap bidang marketing hanya berhubungan soal target. Namun menurutnya, lebih dari itu, marketing bisa mencakup banyak aspek. "Menjadi marketing kita selalu akan berinovasi karena otak terasah. Ini yang kami lakukan dalam memasarkan produk kami, khususnya Stop Cold," jelasnya. Menurutnya, banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan memahami strategi pemasaran.
Hal senada disampaikan Khalid Abdul Rahman, Founder Kaku Food. Ia menuturkan, pengusaha yang dibekali ilmu berbeda dengan pengusaha otodidak. "Ketika teman-teman belajar ilmu bisnis akan jauh berbeda dibanding tidak belajar bisnis atau sekadar terjun di lapangan. Sebab bisnis yang direncanakan dengan baik saja bisa bankrut apalagi yang tidak direncanakan dengan sama sekali,"ucap Khalid.
Ia sepakat bahwa bisnis apapun sebaiknya dimulai dengan perencanaan yang baik. Belajar dari pengalamannya, bisnis yang ia rintis sebelumnya bangkrut lantaran dirinya tidak belajar dan tanpa perencaan baik. Karena itu ia bersyukur dengan hadirnya kampus seperti Ciputra yang memiliki kurikulum pengembangan bisnis.
Baca Juga: Sosialisasi P3DN di Sulsel, Kemperin Serukan Cinta Produk Dalam Negeri
Sementara, Cindy Yoel Tanesia selaku Penanggung Jawab Startup Business Ciputra School Of Business Makassar mengatakan, pihaknya mewadahi mahasiswa-mahasiwa yang ingin merintis bisnis sendiri.
"Kita di sini sistemnya banyak mentoring dan kegiatan praktek. Kegiatan ini masuk dalam kurikulum. Bagaimana mereka mendapatkan inspirasi dari narasumber kompeten di bidang masing-masing. Nanti akan dikembangkan bisnis yang tertanam di kepala sampai pada eksekusinya," imbuh Cindy.