Seiring langkahnya turun dari mobil, air mata mulai menurun deras dari matanya. Bunga yang digenggamnya jatuh seiringan dengan air matanya itu.
Evaluasi
Kelebihan:
Novel karya Boy Candra ini menggunakan gaya bahasa yang mampu menghanyutkan pembaca merasakan emosi dari setiap tokohnya.
Di samping itu, perjuangan seorang anak dan ibu dalam kehidupan nyata juga digambarkan di dalamnya.
Kekurangan:
Sayangnya beberapa kesalahan kata seperti salah ketik atau typo masih terdeteksi pada novel Surat Kecil Untuk Ayah ini. Ada juga beberapa kalimat yang kurang menarik dan susah untuk dimengerti.
Rangkuman
Terkadang kita lupa kalau ayah pun juga manusia biasa. Dengan novel ini, pembaca akan dibina untuk senantiasa menghargai ketegaran dan kerja keras seorang ayah.
Terlepas dari kekurangannya, novel ini cocok dibaca oleh anak muda zaman sekarang terutama para lelaki calon pemimpin keluarga di masa yang akan datang.
Baca Juga: Review Novel Katarsis: Sadisnya Pembantaian, Pembunuhan Satu Keluarga
2. Karang Setan
Identitas
Judul : Karang Setan
Penulis : Enid Blyton
Jenis Buku : Fiksi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan XIV : Desember 2011
Tebal : 192 halaman
Orientasi
Karang Setan adalah novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, seorang penulis berkebangsaan Inggris. Novel ini menceritakan tentang kisah petualangan dari lima sekawan yang berlibur ke sebuah mercusuar milik Si Utik yang berada di atas Karang Setan.
Ada dongeng yang menceritakan bahwa terdapat harta karun yang disembunyikan di sana. Lima Sekawan pun memutuskan untuk menyelidiki ke sekeliling gua. Lima Sekawan terdiri dari Julian, Dick, George, Anne, dan seekor anjing bernama Timmy. Petualangan mereka kali ini semakin seru dengan ditemani oleh Si Utik dan monyetnya, Si Iseng.
Tafsiran
Pada bab pertama, Enid Blyton menceritakan bahwa teman Pak Quentin, ayah George, akan berkunjung ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka berdua senang bekerja dalam kesunyian, dan di saat yang bersamaan Lima Sekawan juga akan datang untuk berlibur. Pastinya Pondok Kirrin akan sangat ramai oleh anak-anak dan ditambah dengan teman Pak Quentin yang membawa serta anaknya, Utik, dan monyetnya, Iseng.
Agar ayah George dan temannya dapat bekerja dengan tenang maka diputuskan Lima Sekawan bersama Utik dan Iseng agar pergi berlibur ke mercusuar milik Utik, yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya mercusuar itu dulu dipakai oleh seorang pencuri ulung untuk menyembunyikan kapal-kapal. Kedua anak pencuri itu sampai sekarang masih mencari tempat persembunyian harta rampasan ayahnya.
Karena merasa terganggu oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si Utik, maka mereka mengurung Jadi kelima anak itu, Utik, Timmy dan Si Iseng di dalam mercusuar.
Selanjutnya, pembaca akan terkagum dengan berbagai petualangan dan tantangan yang dihadapi oleh Lima Sekawan dan Utik di Karang Setan. Di setiap bab, buku ini, dari awal hingga akhir saling terhubung dengan erat dan merupakan kesatuan utuh yang saling melengkapi.
Evaluasi:
Kelebihan:
Novel disajikan dengan bahasa yang sangat apik dan menarik sehingga membuat pembaca seolah-olah ikut berpetualang bersama Lima Sekawan ke Karang Setan. Kekonyolan Iseng si monyet dan Timmy si anjing membuat cerita semakin seru.
Kekurangan:
Hanya satu kekurangan buku ini yaitu penyelesaiannya yang kurang mengesankan. Namun, kekurangan tersebut dapat dianggap sebagai angin lalu dan pembaca dibuat terhanyut dengan cara penulis menyajikan cerita.
Meskipun disebut sebagai novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan, novel ini sama sekali tidak berhubungan satu sama lain. Setiap seri petualangan Lima Sekawan memiliki cerita yang berbeda dan di tempat yang berbeda juga. Novel-novel tersebut hanya memiliki kesamaan dalam tokoh, yaitu Lima Sekawan.
Rangkuman
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan yang ada, novel ini merupakan buku yang sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat memiliki waktu luang. Buku ini menggambarkan tentang sebuah petualangan yang dipenuhi banyak rintangan. Di dalam buku in, terdapat pelajaran tentang semangat, kerja keras, dan sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi.
3. Dunia Cecillia (Through a Glass, Darkly)
Identitas
Judul novel: Dunia Cecilia (Through a Glass, Darkly)
Penulis: Jostein Gaarder
Jenis buku: Fiksi