Sonora.ID - Setiap bulannya, kita dikejutkan dengan kasus pemerkosaan dari berbagai kalangan. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa mayoritas dari korbannya adalah perempuan.
Ini juga tercerminkan dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk “Incarannya Perawan Baik (1999) [Pt.1]” yang menceritakan penemuan sesosok mayat perempuan yang–diperkirakan–dilecehkan sebelum dihabisi nyawanya.
Melalui CATAHU 2021, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan melaporkan bahwa pemerkosaan mendominasi kasus kekerasan seksual dalam ranah personal. Tercatat, ada 597 jumlah kasus perkosaan terhadap perempuan.
Tingginya kasus ini, membuat Indonesia pun mengambil langkah yang serius, yaitu mengesahkan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
Sayangnya, tak semua negara di dunia memiliki tingkat kepedulian yang sama. Dilansir Wonderlist, ada sepuluh negara yang memiliki kasus pemerkosaan tertinggi.
Dua negara yang terletak di Eropa Utara ini memiliki rekam jejak yang cukup mengerikan dalam kasus pemerkosaan. Sebab, menurut data, lima persen perempuan merupakan korban pemerkosaan.
Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Sekolah Swasta dan Negeri yang Kerap Kita Temui
Lebih dari sepuluh perempuan mengaku telah mengalami kekerasan seksual sejak umur 15 tahun. Kasus ini semakin tak terkendali karena hanya ada 13 persen perempuan yang berani melaporkan kejahatan ini ke polisi.
Menurut data Zimbabwe Gender Commission, 646 perempuan di negara ini mengalami pelecehan seksual setiap bulannya. Itu artinya ada sekitar 16 perempuan diperkosa setiap hari.