Hadirin yang saya hormati!
Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini, dan karena ibu jugalah maka saya dan kalian ada. Karena ibu, kita bertumbuh hingga seperti saat ini.
Marilah sejenak kita tengok ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita mengandung kita selama 9 bulan.
Ibu mempertaruhkan nyawanya sembari menahan rasa sakit yang begitu dahsyatnya hanya demi untuk melahirkan kita.
Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan malam, karena semalaman tak bisa nyenyak tidur.
Malam pun dijadikannya siang, karena beliau terusik dengan suara rengekan dan tangisan kita saat kecil.
Beranjak ke masa kanak-kanak, tak jarang harus membuat ibu bingung mencari kita yang keasyikan bermain.
Tak jarang pula ibu harus menanggung malu karena ulah usil kita terhadap anak tetangga dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, ibu pun harus menanggung berbagai beban selama kita sekolah.
Seragam kita kotor, ibu yang mencucikan.
Seragam kita hilang, ibu yang mencarikan.
Seragam kita sobek, ibu yang menjahitkan.
Hadirin yang berbahagia!
Sungguh begitu besar jasa ibu kepada kita. Sehingga walaupun kita membalas jasa-jasa itu dengan menggendong ibu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, itu belum cukup.
Maka cukuplah kiranya kita membalas jasa ibu dengan cara mencukupkan keperluan hidupnya.
Kita benahi rumahnya, kita lengkapi perabotannya, kita tanggung belanjanya, dan kita perhatikan kesehatannya.
Tapi pertanyaannya… Mampukah kita melakukannya? Semoga saja iya. Tapi… jika tidak mampu melakukan semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya.
Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh berupaya membahagiakan ibu kita dengan berbuat yang terbaik kepada beliau, setidaknya, senantiasa mendoakan beliau agar dimudahkan segala urusannya, dimurahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberkahkan hidupnya. Amin.
Dan janganlah sekali-kali kita menyakiti beliau karna surga terletak di bawah telapak kaki ibu.
Maksudnya, kita tidak akan mungkin masuk surga apabila ibu tidak meridai kita.
Hadirin yang berbahagia!
Ini saja yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato singkat ini dapat memotivasi kita menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua, utamanya ibu.
Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf jika ada kekhilafan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Baca Juga: Contoh Pidato Sambutan Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap
3. Contoh pidato berbakti kepada orang tua
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mari mengucap puji syukur kepada Allah SWT berkat karunianya kita dapat berkumpul pada kesempatan kali ini.
Setiap manusia terlahir dari orang tua mereka, bahkan kita senantiasa menyadari bahwa orang tua telah bekerja keras sekuat mungkin untuk memberikan kehidupan layak bagi anak mereka.
Oleh sebab itu, izinkan saya bercerita mengenai pentingnya berbakti kepada orang tua.
Hadirin yang saya banggakan, Allah yang Maha Bijaksana mewajibkan untuk setiap anak berbakti pada orang tua.
Bahkan ada perintah untuk berbuat baik pada orang tua dalam Al-Qur’an dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya seperti pada Surat Al Isra ayat 23 yang berbunyi:
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.”
Oleh sebab itu, jangan sekali-kali kita durhaka pada orang tua karena begitu dahsyatnya ancaman bagi orang yang durhaka pada orang tua.
Rasulullah SAW menghubungkan kedurhakaan dengan berbuat syirik kepada Allah.
Selain itu, membuat mereka menangis dan bersedih juga perbuatan durhaka karena pola tingkah sang anak.
Menurut Hadis Ibnu ‘Umar: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.”
Demikian beberapa pesan singkat yang ingin saya sampaikan, lebih kurang mohon maaf. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
4. Contoh pidato berbakti kepada orang tua
Assalamu'alaikum wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Rahmat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada seorang Nabi yang tidak akan ada Nabi sesudahnya, Nabi Muhammad Saw. kepada keluarga dan sahabatnya seluruhnya.
Yang terhormat bapak kepala sekolah, yang terhormat bapak dan ibu guru, yang saya banggakan rekan-rekan sekalian.
Setiap manusia sudah pasti memiliki orang tua. Tidak satupun manusia yang lahir tanpa orang tua.
Kita pun menyadari bahwa orang tua berkuah keringat, siang dan malam banting tulang, memeras pikiran, sekuat tenaga memperjuangkan agar anaknya bisa hidup seperti layaknya anak-anak yang lain.
Karena itu saat ini ijinkan saya untuk menyampaikan betapa penting berbakti kepada orang tua.
Rekan-rekan dan para hadirin yang saya banggakan.
Alloh yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya.
Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al Isro’: 23)
Rekan-rekan dan para hadirin yang saya mulyakan.
Janganlah sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua.
Wahai saudaraku, Rosululloh menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Alloh.
Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?" para sahabat menjawab, "Tentu." Nabi bersabda, "(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua." (HR. Al Bukhori)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagaa perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak.
Ibnu ‘Umar menegaskan: "Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar." (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada perkataan yang tidak berkenan.
Assalamu'alaikum wr.wb
Baca Juga: 3 Contoh Pidato Bahasa Jawa Tentang Pendidikan, Catat Yuk Sekarang!
5. Contoh pidato berbakti kepada orang tua
Assalamualaikum Warohmatullahii Wabarokatu!
Alhamdulillah segala puji syukur kepada Allah SWT atas rahmatnya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal'afiat.
Hadirin sekalian, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya pada kesempatan kali ini untuk menyampaikan pidato saya mengenai bakti kepada kedua orang tua.
Kedua orang tua ialah orang yang sangat berjasa bagi kita dalam kehidupan ini. Ibu ialah orang yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan kita.
Ayah ialah orang yang rela bekerja siang dan malam membanting tulang untuk menafkahi kita.
Semua itu mereka lakukan dengan tulus dan tanpa pamrih. Sudah saatnya untuk kita membalas jasa-jasa mereka dengan berbakti kepada mereka.
Hadirin sekalian, berbakti kepada orang tua dapat kita mulai dengan selalu mendengarkan dan menaati nasihat mereka, membantu pekerjaan mereka, memberi hadiah, merawat mereka ketika sakit dan lain sebagainya. Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan untuk membahagiakan mereka.
Oleh karena itu, saya ingin mengajak kita semua untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua.
Demikian pidato singkat yang dapat saya sampaikan. Saya memohon maaf atas kesalahan kata yang tidak saya sengaja
Akhir kata, wassalamualaiikum warohmatullahi wabarokatuu!
Baca Juga: 4 Contoh Pidato Bahasa Sunda Singkat atau Biantara Beragam Tema