Jakarta,Sonora.Id - Situasi menjelang Pemilu 2024, menjadi menarik untuk dibahas lebih jauh tentang penerapan teknologi digital dalam manajemen pemilu, terutama untuk melihat pengaruh digitalisasi bagi kualitas hasil pemilu dan demokrasi di Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Riset Politik (PRP) BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Athiqah Nur Alami pada Election Talk Series #2 “Digitalisasi Pemilu 2024: Menuju Penguatan Demokrasi?”.
Menurutnya, hal ini menjadi penting untuk ditelisik lebih lanjut dampak digitalisasi pada siklus manajemen pemilu, kesiapan peserta pemilu, dan penyelenggara pemilu pada masing-masing siklus pemilu. Pertama adalah pada siklus pra-pemilu, yaitu bagaimana dampak digitalisasi bagi verifikasi peserta, tahapan kampanye dan sebagainya.
Kedua pada siklus pemilu, yaitu bagaimana dampak digitalisasi bagi pemilih dan penggunaan hak pilih. Ketiga, pada siklus post-pemilu, terkait dengan aspek digital dalam penghitungan dan penetapan hasil pemilu.
“Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa digitalisasi penyelenggaraan pemilu 2024 nantinya mengarah pada integritas penyelenggaraan pemilu yang efisien, transparan dan akuntabel, bukan sebaliknya,” katanya.
Athiqah juga menerangkan, untuk merespon wacana tentang digitalisasi pemilu 2024 itulah, PRP BRIN dan International IDEA menyelenggarakan kegiatan Election Talk Series #2. Beberapa topik yang dibahas pada kegiatan ini di antaranya tentang prospek digitalisasi Pemilu 2024, urgensi digitalisasi pemilu, apa saja yang menjadi hambatan dan tantangan digitalisasi penyelenggaraan pemilu dan solusi kedepannya.
"Kita bersama-sama akan menganalisis prospek dan tantangan digitalisasi pemilu 2024 dan penguatan demokrasi, memetakan permasalahan digitalisasi bagi penyelenggaraan pemilu 2024, serta memberikan solusi bagi penyelenggara pemilu, partai politik, maupun peserta pemilu terkait upaya digitalisasi pemilu 2024," pungkasnya.