Yogyakarta, Sonora.ID - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO) baru saja meluncurkan buku berjudul “Perempuan Tangguh: Sukses adalah Sebuah Perjalanan”, pada saat Musyawarah Nasional (Munas) XI, di Yogyakarta, Rabu (19/10/2022).
Buku tersebut mendapatkan piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai karya dengan penulis perempuan terbanyak yang bergerak di sektor perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Buku PERBARINDO ini ditulis oleh 128 perempuan yang berkecimpung di industri BPR dan BPRS.
Perwakilan MURI Sri Werdayati mengatakan bahwa buku yang baru saja dirilis ini mendapatkan penghargaan MURI karena menjadi karya dengan rekor paling banyak perempuan bercerita dalam memberikan warna terhadap buku setebal 406 halaman ini.
"Ada 128 perempuan di sektor industri BPR dan BPRS yang menulis dalam buku berjudul: Perempuan Tangguh: Sukses adalah Sebuah Perjalanan. Para perempuan ini turut memberikan warna dengan bercerita dalam buku ini. Rekor ini tercatat secara resmi di MURI. Untuk itu, kami akan anugerahkan piagam penghargaan ini kepada PERBARINDO sebagai salah satu rekor Indonesia. Piagam pengahargaan Museum Rekor Dunia Indonesia ini dianugerahkan dengan bangga kepada PERBARINDO, khususnya 128 perempuan tangguh di industri BPR dan BPRS," tuturnya, Rabu (19/10/2022).
MURI merupakan lembaga pencatat rekor pertama yang berdiri sejak 1990 dengan tujuan untuk mencatat dan mendokumentasikan berbagai karsa dan karya anak bangsa yang patut dihargai. Sejak berdiri, MURI telah mencatatkan lebih dari 10.000 rekor karsa dan karya terbaik di bidangnya masing-masing.
Menurutnya, pencapaian ini bukanlah pertama kalinya bagi PERBARINDO, karena sebelumnya perhimpunan ini telah menerima penghargaan, yaitu rekor anggota terbanyak, yaitu 1.634 bank dan edukasi perbankan secara serentak di lokasi dan oleh direksi bank terbanyak pada 2017.
Sekjen PERBARINDO Riwandari Juniasti menyampaikan rasa bangga atas pencapaian para perempuan di industri BPR dan BPRS ini. Sebagai salah satu editor buku yang meraih rekor MURI ini, Riwandari menuturkan, sepanjang kepengurusan di DPP PERBARINDO, baru kali ini memberanikan diri untuk menerbitkan buku tentang perjalanan ratusan perempuan di Industri BPR BPRS.
"Kami sangat bangga kepada para perempuan di industri BPR dan BPRS. Awalnya kami ragu apakah akan banyak perempuan di industri ini yang bersedia untuk menulis. Awalnya hanya 51 tulisan, tetapi kami tetap optimistis banyak perempuan yang bersedia untuk menggoreskan tintanya dalam buku ini. Kami terinspirasi pada satu kalimat dari Pramoedya Ananta Toer yang mengatakan, ‘Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian’. Keraguan itu pun terjawab dengan rasa optimisme kami, hingga akhirnya buku ini diterbitkan dan mendapatkan rekor MURI," ujar Riwandari.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing BPR, DPD Perbarindo Sumut Selenggarakan Pelatihan Hukum Kredit
Dia menegaskan, buku ini menjadi bukti kehebatan dan ketangguhan para perempuan di industri BPR dan BPRS yang tidak hanya berkarya untuk BPR dan BPRS, tetapi juga terus mendukung kemajuan industri ini dan bersedia membawa PERBARINDO terus bergerak maju.
Adila Nafiatul Rafi'an, pejabat eksekutif kepatuhan BPR Ambarawa Persada, merupakan salah satu penulis di buku ini dengan judul: ‘Di Sini Saya Belajar’. Dia bertutur dengan runut tentang pengalamannya bekerja di posisi staf kepatuhan BPR. Dia harus belajar. Berbagai pengalamannya dituangkan dalam buku dengan menarik dan inspiratif. Masih banyak lagi tulisan menarik dari 127 perempuan lainnya.