Pindahan, Eks Penghuni Kolong Tol Kampung 1001 Malam Mulai Tempati Rusunawa Sumur Welut

20 Oktober 2022 17:40 WIB
Pasutri Iin Indriani (34) hamil tua dan memiliki seorang anak balita bersama suami Firmansyah. Mereka harus dipindah oleh pemkot karena selama belasan tahun tinggal di tempat yang sangat tidak layak.
Pasutri Iin Indriani (34) hamil tua dan memiliki seorang anak balita bersama suami Firmansyah. Mereka harus dipindah oleh pemkot karena selama belasan tahun tinggal di tempat yang sangat tidak layak. ( [Foto: Diskominfo Surabaya] )

Surabaya, Sonora.ID – Salah satu KK yang dipindah ke rusunawa yaitu, pasangan suami istri (pasutri) Iin Indriani dan Firmansyah. Mereka harus dipindah oleh pemkot karena selama belasan tahun tinggal di tempat yang sangat tidak layak.

Pemkot Surabaya telah memberikan fasilitas hunian rumah susun sewa sederhana (rusunawa) untuk 16 Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan tol Dupak, kawasan Kampung 1001 Malam. Belasan warga yang telah dipindah itu mengaku bersyukur, karena saat ini menjalani hidup yang lebih layak.

Tempat yang mereka tinggali beratap beton jembatan tol, sedangkan lantainya hanya beralas papan kayu. Bukan itu saja, dindingnya pun sebatas kayu triplek.

Tentu saja kondisi ini tidak nyaman bagi Iin dan Firmansyah. Terlebih, saat ini wanita 34 tahun itu sedang hamil tua dan memiliki seorang anak balita.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Tutup Permanen Kolong Jembatan Kampung 1001 Malam

Hidup belasan tahun di kolong bawah tol, seakan menjadi mimpi buruk bagi keluarga kecil itu. Bagaimana tidak, kualitas udara, lingkungan dan pengaruh sosial di kawasan ini sangat tidak nyaman untuk dijadikan sebuah hunian.

"Bedo adoh (beda jauh), nyaman di sini. Kalau di sana kan di bawah tol, banyak debu dan di pinggir sungai. Alhamdulillah disini (rusunawa Sumur Welut) nyaman, tidak khawatir lagi dengan anak saya," serempak kata Iin dan Firmansyah, Kamis (20/10/2022).

Pasutri yang kesehariannya mencari nafkah sebagai sebagai pengamen itu mengaku tidak ingin kembali lagi tinggal di bawa kolong jembatan tol.

Mereka mengungkapkan, ingin hidup seperti masyarakat pada umumnya yang lebih layak. Selama tinggal di kolong jembatan tol, pasutri ini mengaku kerap diejek oleh orang karena statusnya yang kurang beruntung. Meskipun begitu, keluarga kecil ini tak putus semangat walaupun kesehariannya mengamen di jalanan.

"Kemarin sudah didata pemkot, mau diberi pekerjaan. Saya minta jadi tukang sapu. Kalau saya menganggur, kasihan anak dan istri saya," ujar Firmansyah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm