Sonora.ID - Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik atau electricity vehicle (EV) sebagai alat transportasi nasional sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Dr. Eng. Aam Muharam, MT mengatakan sektor transportasi merupakan fokus pemerintah saat ini, sebab 26 persen emisi gas rumah kaca (GRK) nasional disumbang oleh sektor transportasi.
“Kita bisa bayangkan yaitu sisi transportasi yang ada di jalanan ini semuanya menyumbang 26 persen, tentunya dengan beralih ke kendaraan listrik ini sangat membantu, 26 persen bisa dikurangi,” kata Aam dalam Smart Radio Talk with Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Selain ramah lingkungan, kata Aam penggunaan kendaraan listrik juga lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga: 6 Jurus PLN Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
“Kenapa lebih hemat, bila dikonversikan dari penggunaan BBM saat ini satu liter 10.000, satu liter BBM setara dengan 3 kilowatt listrik jarak tempuhnya juga sama. 1 kWh itu kisarannya jauh di bawah 10.000, dari sisi penggunaan energi sendiri sekarang secara komparasinya memang sudah lebih hemat,” ungkapnya
Selain itu, kata Aam, untuk mempercepat akselerasi transisi energi penggunaan fosil ke energi baru terbarukan (EBT), pemerintah juga sudah mengeluarkan beberapa kebijakan.
“Perpres 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai diharapkan semakin banyak penggunaan kendaraan listrik di masyarakat,” ucapnya.
Namun demikian, Aam mengakui bahwa kendaraan listrik memang masih relatif mahal, hal itu dikarena harga teknologi baterai listrik yang membuat kendaraan tersebut masih mahal.
“ Sebetulnya dari sisi prosentase harga sendiri sekitar 30-40 persen adalah baterai, jadi yang membuat harga kendaraan listrik masih relatif mahal adalah harga baterai, teknologi baterai saat ini belum bisa sampai menyentuh harga yang ekonomis di masyarakat,” tambahnya
Baca Juga: Kendaraan Listrik Kian Diminati, PLN Siapkan SPKLU dan Layanan Home Charging
Namun, Aam mengatakan BRIN terus berupaya menguasai teknologi kunci untuk menghasilkan komponen-komponen yang lebih ekonomis.
“ Jadi teknologi baterai kedepannya bila sudah mengandung materi lokal lebih tinggi diharapkan harga kendaraan listrik lebih murah karena Indonesia memiliki bahan-bahan pembuatan baterai. Baterai sendiri untuk saat ini sudah mulai digarap dan dikerjakan oleh Konsorsium BUMN, pak presiden juga menekankan kita ini kaya akan material pembuatan baterai, ini yang sampai saat ini terus dikembangkan bisa menjadi pusat dari penghasil energi dalam bentuk baterai,” tuturnya.