Setelah berucap demikian, akhirnya gadis itu berpamitan pada Dara. Semenjak pertemuan di taman dengan Hana, Dara mulai merenungi kata-kata yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di pameran besar. Oleh karenanya, ia mulai rajin membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara agar tidak memikirkan dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami perkataan Hana.
Perlahan, mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering mengunggah lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari, ada seorang pria yang datang ke rumah Dara dan mencarinya guna mengajak Dara bergabung di sebuah pameran lukisan.
Keluarga Dara jelas terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang indah. Dara hanya tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih menerima tawaran pameran tersebut.
Hari pameran tiba. Orang tua Dara menghadiri pameran itu dan merasa terharu atas pencapaian putri yang selama ini diabaikan. Sementara itu, Dara merasa lega bisa menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.
3. Persahabatan yang Tak Pernah Luntur
Surat ini kutuliskan untuk sahabatku yang bernama Jasmine yang sudah berpindah ke luar kota, dari Bandung ke Jakarta. Dengan ditulisnya surat ini, aku berharap agar persahabatan kita terus terjaga walaupun dipisah jarak yang cukup jauh.
Kisah persabahatanku dengan Jasmine dimulai sejak kami masuk SMP. Saat itu, aku dan dia baru berkenalan ketika aku pingsan di jam olahraga. Sebelum pingsan, Jasmine bertanya padaku, “Kamu terlihat lemas, apakah perlu kupanggil guru agar segera dibawa ke UKS?”Aaku yang berusaha untuk tetap kuat kemudian menjawab, “Tidak perlu, aku masih kuat untuk mengikuti jam olahraga.”
Jasmine yang mengetahui kalau aku benar-benar sedang tidak sehat, kemudian memanggil guru untuk memberitahukan bahwa Putri sepertinya akan pingsan. Tanpa berlama-lama, guru olahraga segera membawa Putri ke ruangan UKS agar bisa beristirahat. Setelah masuk ke ruang UKS, aku merasa sudah lebih baik dan tahu kalau penyebab aku merasa seperti akan pingsan adalah karena belum sarapan di pagi hari.
Setelah kembali ke kelas, aku sangat berterima kasih kepada Jasmine karena sudah memberitahukan kepada guru kalau aku bisa saja pingsan. Tanpa Jasmine, mungkin aku akan benar-benar pingsan. Kami berdua pun pulang bersama naik angkutan umum yang sama sebab tanpa diduga rumah kami searah.
Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persabahatan dan kami selalu berbagi cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine bersama orangtuanya pindah ke Jakarta. Mendengar kabar itu, jelas aku sangat sedih karena akan sulit untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat komunikasi canggih, tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita secara langsung.
Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA sehingga aku berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku menulis dengan penuh harap, “Apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”
Baca Juga: 8 Contoh Cerpen Persahabatan, Singkat tapi Penuh Makna
4. Membantu Bisa Membuat Hati Kita Senang
Perkenalkan, namaku Putri yang saat ini sedang menempuh pendidikan Sekolah Dasar kelas 4. Setiap hari, aku selalu diantar oleh ayahku untuk pergi bersekolah. Aku sangat senang karena ayah selalu mengantarkanku tepat waktu, sehingga aku tidak pernah terlambat sekolah.
Di sekolah, aku bertemu banyak sekali teman yang sangat seru dan asik. Jadi, sekolah tidak pernah terasa membosankan. Ketika pulang sekolah pun, aku pulang bersama dengan teman-teman yang kebetulan rumahnya berdekatan. Pada suatu waktu, ketika pulang, kami melihat ada seorang ibu yang barang belanjanya terjatuh karena terlalu banyak. Melihat hal itu, kami segera bergerak membantu.
Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada Ibu, kemudian Ibu berkata, “Bagus, Nak, jangan pernah ragu untuk membantu orang lain”. Kemudian, aku juga bilang, “Ternyata membantu orang lain sangat menyenangkan.” Sejak kejadian itu, aku selalu berusaha semampuku membantu orang lain saat sedang membutuhkan bantuan.
5. Semua Orang Punya Beban di Pundak
Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Bandung. Setiap hari ia bertemu denganku di kampus. Suatu hari, dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka terlihat seperti orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat temannya tersenyum bahagia.
“Haikal, kok aku aneh, ya? Aku selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik aja bahkan kelihatan seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya kayak punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia,” ujar Andi waktu itu.
Pada waktu itu juga aku mengatakan kepada Andi bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung di pundaknya. Tentunya, masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban hidupmu selalu dibandingkan dengan orang lain maka percayalah bahwa semua itu akan semakin berat.
Yang selama ini dipikirkan Andi tentang orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bagaimana kondisi orang lain yang menurutnya selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang untuk menenangkan dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya terdiam merenungi perkataanku. Dia memikirkan apa yang aku katakan saat itu. Dulu, aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi. Saat itu juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.
“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi jangan ditanyakan ya, karena kita tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi perihal diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa menjadi pelajaran dalam hidupku karena selalu ada hikmah yang bisa aku ambil. Yang membuat aku selalu yakin adalah setiap permasalahan ini datang dan dirancang oleh-Nya.
6. Persiapan Ujian
Ujian sekolah selalu terasa menjengkelkan bagi Andin. Ia selalu malas dan cenderung ketakutan jika minggu ujian akan tiba. “Malas banget, ujian itu bikin pusing,” keluh Andin pada Tata, teman sebangkunya.
Saking malasnya, Andin justru tak bisa belajar karena ia takut tak bisa mengerjakan soal-soal saat ujian. Andin hanya memandang buku-buku latihan soal dan tak mampu untuk berkonsentrasi.
Malam berikutnya kejadian serupa dialami Andin. Ia tegang karena sulit untuk berkonsentrasi sementara ujian sudah akan datang. Gerak-gerik Andin yang gusar dibaca oleh ibunya.
Mulanya sang ibu bertanya kepada Andin, bagaimana persiapannya untuk menghadapi ujian. “Lancar bu, aku setiap malam belajar,” ungkap Andin menutupi perasaannya. Mengetahui Andin berpura-pura, sang ibu diam-diam kembali berkunjung ke kamar Andin.
Di sana Andin terlihat berkeringat dan terlihat serba bingung. Esok paginya, Ibu Andin kembali bertanya, tapi pertanyaanya berbeda.
“Semalam belajar apa, Andin?” tanya ibu.
Andin bingung karena ia sama sekali tak bisa menyerap apa yang dipelajari semalam.
“Matematika,” jawab Andin singkat.
Tahu jika anaknya kesulitan, Ibu Andin lalu memberikan masukan.
“Andin, tak masalah jika kamu takut menghadapi ujian, tak masalah juga bila hasilnya kurang bagus. Namun yang pasti, belajarlah dengan hati gembira dan jangan simpan rasa takut. Sebab seburuk apa pun hasil ujian yang penting kita sudah berusaha," pesan ibu.
Andin kemudian melihat ibunya lalu air mata berucuran di pipinya. Ia lalu berkata jika sudah seminggu ini tidak bisa belajar karena takut. Ibu hanya menenangkan Andin dengan memeluknya tanpa berkata apa-apa lagi.
Malam yang lain tiba, tapi kali ini hati Andin merasa tenang karena mendapat kata-kata motivasi oleh ibunya. “Hari ini aku belajar dulu, soal hasil tidak masalah yang penting berusaha,” tutur Andin dalam hati.
Sampai akhirnya ia pun bisa belajar maksimal untuk menghadapi ujian sekolahnya dalam waktu dekat.
Baca Juga: Cara Membuat Cerpen untuk Pemula, Hasilkan Cerita Menarik!
Nah, itulah tadi contoh cerpen pendidikan berisi motivasi yang baik. Jadi, pesan apa yang bisa kamu petik dari cerita di atas?