Dari data tersebut, Kelurahan Mantuil, Kec. Banjarmasin Selatan cukup menjadi sorotan. Dimana jumlah anak stunting mencapai 155, dengan prevalansi 13,75 persen.
Disusul Kelurahan Teluk Dalam, Kec. Banjarmasin Tengah, jumlah anak stunting mencapai 106, dengan prevalansi 23,09 persen.
Lalu Kelurahan Sungai Bilu, Kec. Banjarmasin Timur, jumlah anak stunting mencapai 87, dengan prevalansi 11,43 persen.
Disisi lain, upaya penurunan stunting di Kelurahan Sungai Bilu dilakukan dengan cara menarik. Yakni dengan membentuk Aksi Warga Peduli Gizi Cegah Stunting (Si Wigas).
"Mulai Juli 2022 Si Wigas bergerak. Jumlah anak asuh kita sekarang ada 34 orang," ujar Munjiroh, KPM Sungai Bilu, saat ditemui Smart FM Banjarmasin, usai pertemuan monitoring evaluasi percepatan dan penurunan stunting di kelurahan se kota Banjarmasin.
Ia menyebut, keberadaan Si Wigas mampu menurunkan angka stunting di wilayahnya, yang sekarang ini tinggal tersisa 4 persen.
"Semua kalangan berkolaborasi. Kecamatan, Kelurahan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan," sebut Ketua Si Wigas itu.
Ia menerangkan, selama ini Si Wigas membina para remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui dan nifas. Dimana setiap Jumat, pihaknya selalu kelapangan membagikan makanan bergizi kepada warga tepat sasaran.
"Kita lakukan door to door, mengadakan kelas remaja putri dan ibu hamil. Menurut kami Negara terkecil dimulai dari rumah tangga. Mengenai pendanaan ada bantuan dari perusahaan dan masyarakat yang sifatnya tidak mengikat," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor menginginkan, agar kelurahan berperan aktif dalam upaya penurunan stunting. Terutama terkait pendataan.
"Kita ingin para Lurah turut berperan," harap Ketua Percepatan Penurunan Stunting itu.
Baca Juga: Menilik Kesiapan Pemko Banjarmasin Hadapi Gagal Ginjal Akut