Sonora.ID - Setelah masyarakat seakan di-nina bobo-kan selama beberapa bulan belakangan ini, muncul kembali varian baru dari virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 kembali meningkat belakangan ini.
Di sisi lain, konser dan berbagai aktivitas yang melibatkan banyak orang pun sedang banyak-banyaknya dilakukan.
Tren belakangan ini menunjukkan bahwa Covid-19 justru mengalami peningkatan yang tidak disadari oleh masyarakat, maka penting untuk kembali memperketat protokol kesehatan dan kembali paham bahwa pandemi belum usai.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan bahwa kasus Covid-19 saat ini mulai memasuki status mengkhawatirkan.
Jumlah kenaikan kasus Covid-19 per hari mulai mencapai 4.000 pada 1 November, yakni sebanyak 4.707 kasus. Kenaikan tersebut semakin konsisten, bahkan mendekati angka 5.000 pada 3 November, yakni sebanyak 4.951 kasus. Padahal, sebelumnya kasus harian konsisten berkisar di angka 2.000-3.000 kasus.
Pihaknya menegaskan, hal ini berkaitan dengan subvarian Omicron atau yang dikenal dengan XBB.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Balikpapan Kembali Melonjak di Akhir Oktober 2022
“Situasi mengkhawatirkan ya. Ini dampak dari penyebaran subvarian Omicron XBB yang sebenarnya bergantung dari modal imunitas,” ungkap Dicky memaparkan masih dari sumber yang sama.
Karena bergantung pada imunitas masing-masing pribadi, pihaknya juga menyatakan bahwa salah satu modal penting yang harus dimiliki untuk melawan subvarian ini adalah vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Menurut Dicky, pemerintah pusat dan daerah terlihat lalai dalam menjaga masa transisi saat ini sehingga kasus Covid-19 kembali melonjak.
Selain terlihat dari lonjakan kasus, hal itu terlihat pula dari peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam sepekan terakhir.
Angka kematian akibat Covid-19 semakin meningkat dari kisaran 30 menjadi 42 orang pada 3 November.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Mutasi Varian Baru Masih Berpotensi Terjadi, Kemenkes Ajak Masyarakat Patuhi Prokes