Sonora.ID - G20 Religion Forum (R20) menjadi ajang bagi para pemuka agama di dunia, untuk secara jujur dan lugas, menyampaikan suara umatnya. Termasuk Uskup Matthew Hassan Kukah, Uskup Katolik di Sokoto, Nigeria.
Dalam narasinya, Uskup Hassan Kukah menceritakan kondisi umat Katolik pribumi di Sokoto yang mendapatkan diskriminasi. Berbagai kekerasan diterima oleh umat Katolik Sokoto, dari para ekstrimis Muslim disana. Tidak hanya umat Katolik, namun banyak umat Islam yang turut menjadi korban kekerasan dari ekstrimis Muslim di Sokoto.
Disuarakan oleh Uskup Hassan Kukah, situasi ini terus berkembang hingga saat ini. Bahkan, sempat terjadi pembunuhan terhadap salah satu umat Katolik, hanya karena mengeluhkan adanya pengenalan agama secara paksa.
Kisah tragis itu hanya satu dari banyak tragedi yang diceritakan oleh Uskup Hassan Kukah, bahkan penculikan pun seringkali terjadi, dimana sasarannya merupakan para tokoh agama, baik dari Katolik ataupun dari Islam.
Sedemikian tragis kehidupan beragama di Sokoto Nigeria, dan dampaknya, saat ini kondisi depresif pun terjadi di masyarakat. Namun ia memiliki gagasan, yang dinilai dapat menjadi obat bagi ekstrimisme. Uskup Hassan Kukah pun menyuarakan, pembelajaran secara komprehensif masuk kedalam dunia pendidikan.
“Kita harus mengembangkan pembelajaran koheren. Pendidikan komprehensif terintegrasi menjadi obat bagi ekstremisme,” ujar Uskup Hassan Kukah, Kamis (3/11/2022).
Lebih lanjut Uskup Hassan Kukah pun menceritakan minimnya pendidikan umat Katolik di Sokoto, Nigeria. Lantaran umat Katolik disana, cenderung tidak ingin mengirimkan anak-anaknya ke sekolah, mengingat pembelajaran Islam menjadi materi utama dalam sekolah.
Baca Juga: Menhub: Kolaborasi Stakeholder jadi Kunci Kesuksesan Layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023.
“Islam dijadikan sebagai ajaran utama dan menghalangi penyebaran agama Katolik di Nigeria,” terang Uskup Hassan Kukah, Kamis (3/11/2022).
Diskriminasi terhadap umat Katolik pun tidak sebatas yang dinarasikan di atas. Dimana umat Katolik juga nyatanya, tidak mendapatkan kesempatan kerja yang baik.
Dengan melihat hal ini di Sokoto, Uskup Hassan Kukah pun menyampaikan, agar dunia harus dapat mengembangkan budaya dasar hukum, untuk kewarganegaraan bersama, dan konstitusi. Dengan saling bekerjasama antar organisasi-organisasi keagamaan, untuk menciptakan dunia yang lebih adil.
“Hubungan Katolik dan Islam bisa ditingkatkan jika pemerintah menanggalkan diskriminasi,” terang Uskup Hassan Kukah, Kamis (3/11/2022).
Uskup Hassan Kukah dengan lantang pun menyuarakan, agar umat beragama saling bersaty untuk melawan kekerasan, dan mulai memperbaiki hubungan satu dengan yang lainnya.
"Kita harus bersatu. Mereka tidak hanya membunuh orang Katolik tapi juga sesama Muslim. Saat ini, para korban sebagian besar adalah terkait Boko Haram dan banditnya,” pungkas Uskup Hassan Kukah, Kamis (3/11/2022).
Sementara itu, Uskup Hassan Kukah turut memuji perhelatan R20. Menurutnya, forum ini merupakan langkah bersejarah, untuk menciptakan solusi secara langsung, untuk menghapus sebaran kebencian.
“Kebencian memberikan upaya dan asupan untuk kekerasan dan pembunuhan,” jelas Uskup Hassan Kukah, Kamis (3/11/2022).
R20 digelar oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama dengan Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022. Terhitung ada sebanyak 338 partisipan yang terkonfirmasi hadir, pada perhelatan R20, yang berasal dari 32 negara, dan 124 diantaranya berasal dari luar negeri.