Makassar, Sonora.ID - Bisnis pertambangan kerap dianggap sebagai lahan basah untuk meraup untung sebanyak-banyaknya. Tak jarang, aktivitas tambang dicap merusak lingkungan demi cuan.
PT Vale Indonesia Tbk. ingin mematahkan anggapan itu. Perusahaan tambang yang beroperasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur sejak 25 Juli 1968 itu tak main-main dalam pengelolaan lingkungan.
Head of Communication Vale Indonesia, Bayu Aji tak menampik, sebagai perusahaan tambang yang telah beroperasi 54 tahun, Vale seringkali mendapat stigma sebagai perusak lingkungan.
Padahal, salah satu komitmen yang digaungkan Vale sejak dulu adalah menyertakan keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari bisnisnya.
Caranya dengan membangun ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta memitigasi dampak operasi.
Baca Juga: Ramalan Shio Besok, 5 November 2022: 4 Shio Sapu Bersih Cuan
"Sumber daya alam adalah warisan, untuk anak cucu kita. Supaya apa yang kita ambil, tetap bisa dimanfaatkan oleh generasi ke depan," ujar Bayu saat menjadi narasumber dalam kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Makassar di Hotel Aryaduta, belum lama ini.
Bayu menyebut, ada dua hal yang menonjol dalam upaya Vale menjaga lingkungan, yakni pengelolaan air dan udara. Pengelolaan air yang baik oleh Vale terlihat dari jernihnya Danau Matano di Sorowako.
Meski berada di area tambang, danau terdalam di Asia Tenggara itu memiliki kadar Total Dissolved Solid (TDS) di atas air minum yakni 186.
"Itu adalah bukti bahwa kami menjaga kualitas air limpasan menuju badan air dengan lebih dari 100 sediment pond termasuk LGS, sehingga kejernihan Danau Matano tetap terjaga," ucapnya.