BKKBN Uji Publik Panduan Bina Keluarga Balita yang Holistik dan Integratif

8 November 2022 15:35 WIB
 Siaran pers dan foto : Media Center BKKBN
Siaran pers dan foto : Media Center BKKBN ( )


 
Sonora.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama pemangku kepentingan dan mitra menguji coba buku panduan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU), Senin (07/11/2022).

Kegiatan yang dilakukan secara virtual dalam upaya pencegahan stunting pada program kelompok BKB  ini untuk ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam pengasuhan anak.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti mengatakan dalam upaya percepatan penurunan stunting masih memiliki kesulitan, karena perilaku pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) khususnya bayi di usia 2 tahun yang masih belum sesuai dengan harapan.

“Dalam percepatan penurunan stunting di 1000 HPK telah dikembangkan program pengasuhan di 1000 HPK melalui kelompok Bina Keluarga Balita dan BKB Holistik Integratif," ungkap Nopian.

Baca Juga: Dikukuhkan Jadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, Dandim Pekanbaru: Langsung Aksi Nyata

Nopian menjelaskan kelompok konsep BKB- HIU ini bisa tepat sasaran dan relevan dengan kondisi yang dibutuhkan di lapangan atau di tengah-tengah masyarakat.

"Bagi kelompok BKB lain sekaligus menjadikan kelompok BKB ini percontohan untuk kelompok BKB yang telah ada," ujar  Nopian.

Selaras dengan Nopian, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dr. Irma Ardiana menjelaskan, untuk meningkatkan keberadaan dari BKB ini BKKBN merancang sebuah strategi untuk pengembang kelompok BKB dengan membentuk BKB-HIU

"Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana konsep BKB- HIU ini yang tepat sasaran dan juga relevan dengan kondisi di lapangan," ujar Irma.

Irma pun berharap bahwa dengan kegiatan uji publik ini mendapatkan masukan serta review terkait dengan bagaimana konsep BKB-HIU dapat diimplementasikan secara baik di daerah.

“Oleh karenanya, BKKBN mencoba untuk mendesain seperti apa nanti kelas bina keluarga balita yang holistik integratif yang menjadi unggulan artinya kelas BKB bisa menjadi contoh bagi kelas BKB lainnya karena memang menjadi center of excellence," jelas Irma.

Baca Juga: BKKBN Sulut Gandeng Komisi IX DPR RI Gencarkan Promosi dan KIE Pencegahan Stunting di Airmadidi Atas, Kabupaten Minahasa Utara

Pada kesempatan yang sama Retno Dewi P..S. selaku Koordinator Bidang Pengembangan Program Bina Keluarga dan Balita BKKBN menyampaikan adanya 6 layanan yang membedakan dari BKB sebelumnya, yaitu ; (1)  terkait Administrasi Kependudukan dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan; (2) Pengasuhan atau Parenting bersama; (3) Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan; (4) Pembentukan Karakter Anak; (5) Promotif Preventif Pemeliharaan Kesehatan, Gizi, Perlindungan Anak, dan ; (6) Rujukan/Konseling/Perawatan/Bansos.
 
Sementara itu dr. Lucy Widasari selaku PO Program dan Kegiatan Satgas Percepatan Penurunan Stunting Pusat juga menyampaikan terkait dengan Survey Persiapan Uji Coba Pedoman BKB-HIU di Kabupaten Banggai dan Pulau Taliabu. Survey Persiapan Uji Coba ini ditujukan bagi kader BKB di Desa dalam mempersiapkan pelaksanaan BKB HIU kedepannya. Persiapan Uji Coba ini bermanfaat bagi upaya perbaikan dan kemampulaksanaan impelementasi BKB HIU dengan fokus pada penyelamatan 1000 HPK.  

“Harapannya adalah ada kelompok rintisan dasar maupun kelompok paripurna dimana kelompok paripurna ini akan menguatkan kelompok Bina Keluarga Balita yang sudah ada," kata dr. Lucy

Baca Juga: BKKBN Sulut Gandeng Komisi IX DPR RI Gencarkan Promosi dan KIE Pencegahan Stunting di Airmadidi Atas, Kabupaten Minahasa Utara

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Sugito memaparkan, "Dalam rangka mendukung mandat Perpres 72 Tahun 2021, khususnya terkait pentingnya pengasuhan balita pada usia emas 0-23 bulan (golden age) sebagai bagian upaya pencegahan stunting di Desa, diantaranya :

(1) Dalam pelaksanaannya, BKB_HIU dapat disinergiskan dengan program atau kegiatan yang sudah berjalan dan terkait pengasuhan bisa disinergiskan dengan PAUD dan Posyandylu unit layanan kesehatan ibu dan anak; 
 
(2) anggaran yang digunakan di desa dapat bersumber dari APBDesa, APBD Prov/Kab, APBN maupun sumber lain seperti kerja sama dengan dunia usaha, NGO, Perguruan Tinggi.
 
(3) dalam implementasi di desa sejalan dengan kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sesuai dengan Permendesa PDTT 21 th 2020, yang di dalamnya ada Desa Peduli Kesehatan.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm