42 Persen Konsumsi Energi Ada Di Sektor Transportasi

10 November 2022 18:00 WIB
Foto: Sub Koordinator Sarana Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi PPSDM KEBTKE Zainul Pulungan, dalam sebuah diskusi dengan media di Kampus PPSDM Geominerba, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/11/2022).
Foto: Sub Koordinator Sarana Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi PPSDM KEBTKE Zainul Pulungan, dalam sebuah diskusi dengan media di Kampus PPSDM Geominerba, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/11/2022). ( )

Bandung, Sonora.ID - Melonjaknya jumlah penduduk di suatu wilayah berdampak pada tingginya kebutuhan akan energi. 
 
Dapat dipastikan hampir seluruh sektor perekonomian juga mengandalkan energi agar dapat berjalan dengan normal setiap harinya.
 
"Energi adalah sesuatu yang wajib ada dan selalu dibutuhkan agar seluruh kegiatan kita sehari-hari bisa tetap berlangsung. Namun semakin tingginya kebutuhan atas energi, membuat kita terus mengeksploitasi berbagai sumber daya yang ada agar bisa bertahan hidup," ucap Sub Koordinator Sarana Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi PPSDM KEBTKE Zainul Pulungan, dalam sebuah diskusi dengan media di Kampus PPSDM Geominerba, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/11/2022).
 
"Seringnya itu kita suka lupa bahwa sumber daya itu memiliki batasan yang pada akhirnya akan habis," kata Zainul.
 
Lebih lanjut Zainul mengatakan,  bahwa sektor transportasi menjadi salah satu pengguna energi terbanyak di Indonesia.
 
Baca Juga: 42 Persen Konsumsi Energi Listrik Ada Di Sektor Transportasi

"Dari data yang kami miliki, sektor transportasi memiliki konsumsi energi terbesar dibanding sektor-sektor lainnya, yakni mencapai 388,42 juta BOE atau 42,72 persen dari total konsumsi energi nasional. Disusul oleh sektor Industri sebesar 317,57 juta BOE (34,93 persen)," ungkap Zainul.

"Di tempat ketiga ada sektor Rumah Tangga sebesar 148,99 juta BOE (16,39 persen), dan setelah itu ada sektor Komersial (perkantoran, mal atau pusat perbelanjaan) sebesar 43,48 juta BOE (4,78 perseb), serta konsumsi energi sektor lainnya sebesar 10,79 juta BOE (1,19 persen)," paparnya.
 
"Indonesia itu berbeda dengan negara maju lainnya. Sebut saja Jepang. Dari pemanfaatan energi listriknya saja sudah beda, di sana itu energi listrik lebih banyak digunakan untuk industri, kalau di kita lebih banyak untuk rumah tangga," ungkap Zainul.
 
Namun alangkah baiknya, kata Zainul, jika masyarakat dapat merubah perilaku pemborosan energi tersebut.
 
Baca Juga: Kualitas Layanan Semakin Andal, Penjualan Energi Listrik PLN Meningkat

"Ya kita rubah kebiasaan pemborosan energi listrik. Dimulai dari yang kecil-kecil dulu aja. Dari rumah kita sendiri, semisal suhu AC tetap diantara rentang 24-26 derajat, atau mengganti lampu di rumah dengan yang LED," kata Zainul.

"Lainnya lagi, misalkan kita bisa cabut charger ponsel yang sudah selesai, atau mencabut charger laptop, atau lain sebagainya. Kalau kita menggunakan energi yang berlebihan pastinya biaya secara ekonomi meningkat, tagihan listrik pasti akan naik," tegasnya.
 
Di sisi lain, Zainul berharap masyarakat, khususnya di Jawa Barat, dapat melakukan penghematan energi listrik dengan maksimal, apalagi hampir semua daerah di Jawa Barat saat ini sudah teraliri listrik hampir 100 persen.
 
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm