Medan, Sonora-ID - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya menunjukkan komitmen dalam melestarikan bahasa daerah.
Salah satunya lewat Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2022 yang diselenggarakan di Kota Medan, tanggal 8-11 November 2022, sebagai puncak selebrasi Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Sumatra Utara.
Pada tahun 2022, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) telah mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Episode-17: “Revitalisasi Bahasa Daerah” di 13 provinsi.
Dari 13 provinsi tersebut, terdapat 38 bahasa daerah yang menjadi sasaran revitalisasi, termasuk di Provinsi Sumatra Utara.
“FTBI diselenggarakan dengan menggabungkan konsep lomba dan eksibisi untuk memfasilitasi para peserta dalam mengembangkan minat dan kemampuannya terhadap bahasa dan sastra daerah,” urai Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin, saat memberikan sambutan di FTBI 2022 Provinsi Sumatra Utara, Rabu (9/11).
Baca Juga: Panggung Sastra Mengawali Rangkaian Festival Sastra Yogyakarta
Hafidz juga menyampaikan apresiasi atas partisipasi, kerja sama, dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Sumatra Utara yang telah membantu menyukseskan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah sekaligus berharap, kerja sama dan gotong royong antarpemangku kepentingan dapat terus berjalan dengan baik agar tujuan revitalisasi bahasa daerah ini dapat terwujud.
“Di tahun 2023, Badan Bahasa merencanakan untuk menambah provinsi sasaran program Revitalisasi Bahasa Daerah menjadi 19 provinsi. Kemendikbudristek mendorong pemerintah daerah agar mengambil tanggung jawab dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah,” tekan Hafidz.
Senada dengan itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatra Utara, Hidayat Widiyanto, mengungkapkan dalam laporan kegiatan bahwasanya di Provinsi Sumatra Utara telah dilakukan revitalisasi atas lima bahasa daerah yakni bahasa Melayu dialek Panai di Kabupaten Labuhan Batu, bahasa Melayu dialek Sorkam di Kabupaten Tapanuli Tengah, kemudian, bahasa Batak dialek Mandailing-Angkola di Kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas Utara.
“Kegiatan revitalisasi di Provinsi Sumatra Utara melibatkan 251 guru utama atau disebut juga guru master. Menurut data yang kami himpun, ada sejumlah 1.942 guru sejawat yang dilibatkan,” ujar Hidayat.
Baca Juga: Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah
Hidayat juga menguraikan terdapat 5.647 siswa Sekolah Dasar (SD) dan 17.800 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat yang dilibatkan dalam pengimbasan ini. “Selain guru sejawat dan siswa, kegiatan revitalisasi bahasa daerah ini juga melibatkan para pemangku kepentingan seperti akademisi, tokoh adat, pakar atau maestro budaya setempat,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Asren Nasution, mewakili Gubernur Provinsi Sumatra Utara menyatakan dukungan dari pemda atas terlaksananya FTBI tahun 2022.
“Pemerintah Daerah Provinsi Sumatra Utara siap untuk menggelorakan secara masif program Revitalisasi Bahasa Daerah pada masa mendatang terutama dengan memperhatikan 33 kabupaten/kota di Sumatra Utara yang memiliki beragam kekayaan bahasa daerah atau dialek,” tutur Asren.
Asren menambahkan jika bahasa daerah punah, maka dapat melemahkan kekuatan bangsa. “Oleh sebab itu, anak-anak muda yang hadir saat ini merupakan pewaris negeri. Jadilah generasi muda yang membanggakan bangsa, memimpin negeri dengan mencintai bahasa ibu di daerah masing-masing” tegas Asren sekaligus membuka rangkaian FTBI Tahun 2022 Tingkat Provinsi Sumatra Utara secara resmi.
Baca Juga: Persiapan Siswa SMPN 13 Surakarta Jelang Lomba Pengembangan Bahasa Jawa
Praktik Baik Pemanfaatan Ruang Revitalisasi Bahasa Daerah di Sumatra Utara
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Boy Rahman Hasibuan, menceritakan praktik baik revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan di daerahnya. Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan pelatihan mengenai bahasa Melayu dialek Sorkam bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Sumatra Utara serta selebrasi FTBI tingkat lokal. Di tahun 2023, kami telah mengalokasikan anggaran untuk program revitalisasi bahasa daerah untuk khususnya memberi motivasi guru dalam memberikan pengajaran bahasa daerah Melayu dialek Sorkam kepada siswa secara berkelanjutan,” jelas Boy.
Selanjutnya, peserta FTBI, siswa kelas VIII, SMPN 1 Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara, Anggia Syahril Rambe, yang bersiap menampilkan kesenian tradisional Onang-onang, sebuah kesenian nyanyian masyarakat dari daerah Mandailing turut mengisahkan kebanggaannya atas bahasa daerah.
“Saya mengajak semua teman-teman saya terutama di Padang Lawas Utara untuk melestarikan bahasa daerah, supaya adat dan budaya daerah kita tidak hilang,” tegasnya.
Kemudian, kecintaan atas bahasa daerah juga disampaikan oleh siswa kelas IX SMP Negeri Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Lulu Lanni Muara.
“Menjadi penting para generasi muda mencintai bahasa daerah, karena lewat cara tersebut kita dapat menumbuhkan cinta serta menambah wawasan atas daerah kita,” sambung Lulu yang akan menampilkan Tari Tortor Naposo Nauli Bulung, sebuah tarian yang menggambarkan keceriaan kaum muda-mudi di Tapanuli Selatan.
Kisah praktik baik lainnya diungkapkan oleh Duta Bahasa Provinsi Sumatra Utara tahun 2022, Putri Rahmadani Zein tentang pengalamannya menjadi Duta Bahasa. “Saya hendak memberikan kontribusi terkait bahasa di Sumatra Utara,” ujarnya.
Putri menambahkan, kontribusi tersebut diwujudkan dalam program Abdi Bahasa bersama rekan Duta Bahasa lainnya untuk memberikan program terkait dengan literasi di Taman Bacaan Masyarakat di Kota Medan.
Putri berharap, Kemendikbudristek dapat selalu menyediakan ruang untuk Duta Bahasa dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan Badan Bahasa.
Baca Juga: Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah