Makassar, Sonora.ID - Upaya pencegahan stunting di Sulawesi Selatan terus digalakkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dari hulu ke hilir. Salah satunya dengan melibatkan Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten/Kota untuk mengedukasi para calon pengantin (Catin) agar rutin memeriksakan kesehatannya sebelum menikah maupun sebelum hamil.
Kepala BKKBN Sulsel, Andi Rita Mariani mengatakan, KUA merupakan garda terdepan dalam memberikan pemahaman stunting kepada catin. Petugas KUA diarahkan mensosialisasikan Elsimil atau Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil yang meliputi skrining deteksi awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kondisi calon pasangan pengantin. Aplikasi tersebut diterapkan secara nasional.
"Aplikasi Elsimil merupakan program dari BKKBN dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi edukasi dengan sistem elektronik siap nikah dan siap hamil yang menjadi prioritas program BKKBN," ujar Andi Rita ditemui usai membuka Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Bersama Kantor Urusan Agama (KUA) se-Kabupaten/Kota di Hotel Grand Asia Makassar, Rabu (15/11/2022).
Aplikasi tersebut, kata Rita,sebagai bentuk skrining awal dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, perbaikan gizi bagi calon pengantin perempuan. Sasaran utama dari program ini adalah para remaja yang mau berumah tangga.
"Nantinya hasil skrining menghasilkan dua sertifikat, yakni siap nikah dan siap hamil, atau siap nikah tapi tidak siap hamil. Inilah kita butuh peran KUA," ucapnya.
Baca Juga: Remaja Jadi Ujung Tombak Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu
Oleh karena itu, Andi Rita berharap, rapat koordinasi ini akan menjadi penguatan sinergitas untuk memaksimalkan program penurunan stunting di Sulawesi Selatan. Ia menyebut, saat ini masih ada daerah di Sulsel yang angka stuntingnya cukup tinggi. Di antaranya adalah Kabupaten Jeneponto yang menduduki posisi pertama daerah dengan angka stunting tertinggi di Sulsel yakni mencapai 37,9 persen. Sedangkan Kota Makassar tercatat sebagai daerah dengan angka stunting terendah di Sulsel yakni mencapai 18,8 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Sub Kordinator Kepenghuluan pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Sulsel, Andi Mohammad Rezki Darma menegaskan akan mendukung kesuksesan program pencegahan stunting ini. Hal ini mengingat, isu stunting merupakan program nasional dan sudah menjadi prioritas negara untuk dituntaskan.
"Kami harus membangun komitmen untuk mendukung program ini tetap berjalan dengan maksimal utamanya di lini terdepan yakni KUA yang merupakan pihak terdekat memberi edukasi kepada Catin,” imbuh Rezki.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Rakor Percepatan Penurunan Stunting Bersama KUA, Andi Sulfiani menjelaskan, Rakor tersebut digelar selama dua hari yakni 15-16 November di Hotel Grand Asia Makassar. Kegiatan itu diikuti sebanyak 160 orang peserta meliputi 112 Kepala KUA, OPD KB 48 orang yang terdiri dari Kabid KSPK dan PLKB.