Pontianak, Sonora.ID - Data pada tahun 2020 (LK BPDASHL) Provinsi Kalimantan Barat memiliki lahan kritis seluas 969.232 ha baik di dalam kawasan hutan. Ini artinya lahan kritis di Kalbar sangat tinggi dan perlu mendapat perhatian lebih.
Pada momen Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November BPDASHL ingin mengarahkan semua lapisan masyarakat untuk gemar menanam pohon mulai dari anak-anak hingga orang dewasa agar tertanam semangat gemar menanam pohon.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas, Remran, S.Hut, M.Si, mengatakan BPDAS HL terus mengkampanyekan dan melaksanakan tugas penanaman pohon serta rehabilitasi lahan di luar maupun di dalam Kawasan hutan.
“Kita tidak henti-hentinya mengkampanyekan dan melaksanakan tugas penanaman serta rehabilitasi di dalam maupun di luar Kawasan. Kegiatan ini berbasis masyarakat artinya kita libatkan masyarakat dalam kegiatan penanaman karena maereka sebagai ujung tombak yang berada di sekitar Kawasan, maka dari itu kita libatkan mereka dalam penanaman kemudian mereka dari mendapatkan upah dari kegiatan ini. Jadi lewat kegiatan ini ada dua outout yang didapat, selain memulihkan lahan masyarakat juga terbantu secara ekonomi dengan upah yang mereka dapat setiap minggu, “ terangnya.
Baca Juga: Hari Pohon Sedunia Jadi Momentum Capai Kalbar Hijau
Badan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung (BPDASHL) Kapuas mempunyai tugas dan fungsi bagaimana memulihkan lahan kritis baik di dalam maupun di luar kawan terutama di kawasan hulu dengan penanaman jenis-jenis pohon baik buah-buahan maupun kayu-kayuan, kegiatan ini dinamakan rehabilitasi hutan dan lahan baik secara vegetatif dan membangun konservasi.
“Kedua kegiatan ini bertujuan bagaimana tutupan lahan hutan yang semula kritis ini menjadi hijau. BP DASHL Kapuas banyak berkonsentrasi pada kegiatan rehabilitasi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas karena DAS Kapuas ini merupakan DAS paling besar di Kalbar yang luasnya mencapai 9,6 juta ha, dan luasan itu sudah tidak sehat termasuk DAS yang dipulihkan, nah salah satunya kita merehab hulu-hulu DAS nya dengan melakukan penanaman – penanaman pohon," jelas Remran.
Dirinya juga menerangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan banjir, longsor, erosi, serta sedimentasi di antaranya, penambangan liar, alih fungsi lahan, curah hujan tinggi, dan Illegal Logging. Ia juga mengajak semua pihak ikut terlibat dalam menghijaukan dan mengurangi lahan kritis.
“Kita jadikan momentum hari pohon sedunia untuk bergerak bagaimana kita memulihkan hutan dan lahan yang ada di Kalbar bersama sama segenap lapisan masyarakat tanpa henti hentinya dan optimis sehingga Kalbar menjadi hijau,“ pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Hari Pohon Sedunia Jadi Momentum Capai Kalbar Hijau