Sonora.ID - Saat berkumpul bersama teman atau keluarga, tatarucingan Sunda dan jawabannya yang lucu serta menghibur kerap menjadi andalan untuk mengundang tawa.
Dikutip dari buku Islam dalam Kesenian Sunda dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, tatarucingan merupakan permainan tradisional berbentuk pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya sulit ditebak.
Jadi, dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa tatarucingan dalam bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi tebak-tebakan.
Tatarucingan minimal melibatkan dua orang, yakni orang yang memberi pertanyaan dan juga yang memberikan jawaban.
Baca Juga: 9 Sifat dan Kebiasaan Orang Sunda, Benarkah Tidak Suka Merantau?
Adapun contoh tatarucingan Sunda dan jawabannya dirangkum dari buku Tatarucingan: (Teka-teki Sunda) karya Henry Guntur Tarigan dan Undang Misdan yakni sebagai berikut.
1. Dicabak beye, ditakol ngabelentrang. Naon cik? (Dipegang lunak, dipukul berbunyi nyaring, Apa coba?)
Jawaban: Tai kotok napel dina tihang listrik (Tai ayam menempel di tiang listrik).
2. Bajuna hejo, leumpangna nguriling bari udud. (Bajunya hijau, jalannya berputar sambil merokok).
Jawaban: Obat nyamuk
3. Setan naon anu bisa nangtungkeun sepedah? (Setan apa yang bisa membuat sepeda berdiri?)
Jawaban: Setandar (Standar)
4. Naon nu diudag lumpat, didagoan cicing? (Apa yang dikejar lari, ditunggu diam?)
Jawaban: Kalangkang (Bayangan)