Makna Lembu dalam Upacara Ngaben di Bali, Erat dengan Leluhur?

23 November 2022 13:45 WIB
Ilustrasi Lembu Putih Saat Upacara Ngaben Di Bali
Ilustrasi Lembu Putih Saat Upacara Ngaben Di Bali ( Mahendra Moonsta)

Bali, Sonora.ID - Dalam melaksanakan upacara ngaben (kremasi) tidak jarang dijumpai dengan menggunakan patung Lembu yang ukurannya sangat besar, umumnya yang digunakan adalah lembu hitam dan lembu putih.

Tak hanya lembu, ada pula yang berbentuk Naga, Gajah, Singa Bersayap, dan masih banyak lagi, penggunaan hewan ini pula tidak sembarangan karena memiliki makna dan filosofis tersendiri, Patung hewan dalam upacara ngaben disebut sebagai petulangan.

Fungsi petulangan ini erat kaitannya dengan kepercayaan leluhur Bali terhadap binatang-binatang yang dianggap suci, memiliki kekuatan, dan dijadikan tunggangan para dewa. Misalnya Lembu dipercaya sebagai wahananya Dewa Siwa.

Dewa Maheswara menunggangi singa, Dewa Mahadewa menunggangi naga, Dewa Indra menunggangi gajah dan lainnya.

Selain itu, di Bali terdapat berbagai macam soroh atau klan, jadi wujud hewan dalam upacara ngaben tak lepas dengan sejarah leluhur atau keyakinan pada masing-masing klan yang ada di Bali, misalnya Klan Pasek Baliaga dan Pasek Pulasari menggunakan Petulangan berbentuk Singa Kaang, Klan Arya menggunakan Petulangan Menjangan, Klan Pande menggunakan Harimau, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 25+ Ucapan Terima Kasih untuk Guru Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Sedangkan pengunaan Lembu umumnya digunakan oleh kasta Brahmana, Brahmana Welaka memakai petulangan Lembu Hitam dan Pendeta memakai petulangan Lembu Putih.

Dalam pengertian umum petulangan berfungsi sebagai tempat membakar jenasah dan secara spiritual, berfungsi sebagai pengantar roh ke alam arwah (surga atau neraka) sesuai dengan hasil perbuatan di dunia.

Dikutip dari website isi.ac.id, menurut Drs. Ida Bagus Purwita dari Griya Yang Batu Denpasar, (sekarang sulinggih) perwujudan Lembu atau hewan lain sebagai petulangan, mengandung arti sebagai petunjuk jalan bagi roh orang yang sudah meninggal. Binatang juga disebut sebagai sattwa.

Sat berarti inti (esensiil) dan twa berarti sifat. Jadi sattwa berarti sifat esensiil dalam agama ialah Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).

Dengan menggunakan petulangan berbertuk binatang bermakna agar roh secepatnya menuju Siwa Loka (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).

Baca Juga: Berikut Upacara Adat di Bali yang Terkenal dan Populer

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm