Sonora.ID - Sudah diketahui bahwa virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang marak belakangan ini, tidak berbahaya bagi manusia, namun perlu juga dicermati bahwa virus PMK itu dapat ditularkan oleh manusia, oleh perpindahan kendaraan (lalu lintas hewan), dan oleh hewan (dari hewan ke hewan).
"Virus PMK tidak berbahaya bagi manusia, namun pada dasarnya yang perlu kita jaga itu adalah sanitasi lingkungannya. Lingkungan tempat hewan berada itu harus bersih. Karena kan bisa jadi manusianya yang menularkan," ucap Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat (Jabar) drh. Supriyanto di Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis (24/11/2022).
drh. Supriyanto menjelaskan, PMK tidak berbahaya bagi manusia karena bukan disebabkan oleh virus yang bersifat zoonosis (menular dari hewan ke manusia).
"Tidak bahaya dan tidak menular ke manusia, tapi justru kita yang bisa menularkan virus itu ke hewan. Ya menularkan ke hewab karena virusnya terbawa oleh kita, bisa nempel di sepatu, pakaian, atau kuku kita atau yang lainnya," jelas Supriyanto.
"Daging hewan yang terinfeksi PMK lalu termakan oleh kita, mau dagingnya matang, atau tidak, ya itu aman-aman saja. Artinya tidak berdampak bagi manusia," jelasnya lagi.
Baca Juga: Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan Sumsel
Lebih lanjut Supriyanto mengatakan akibat adanya PMK ini adalah dampak ekonomi yang ditimbulkan dari penyakit ini sangat besar sehingga harus secepatnya dikendalikan.
“Dengan adanya kasus PMK, dan jika tidak segera dikendalikan, akan sangat berdampak pada semua produk olahan berbahan sapi, mulai dari susu, daging, kornet, utamanya bagi perusahaan dengan orientasi ekspor," kata Supriyanto.
Supriyanto juga memaparkan, secara ekonomi, wabah PMK bisa memukul ekonomi Indonesia karena memunculkan pembatasan pengiriman hewan ternak antar daerah.
Selain itu, produksi susu dan daging sebagai produk turunannya akan ikut terdampak karena kesehatan hewan menurun.
"Jawa Barat akan bisa terbebas dari PMK jika masyarakat, utamanya peternak, secara total menerapkan usaha pencegahan dan pengobatan PMK. Selain itu perlu dilakukan pula pemberian suplemen, infeksi antibiotik, multivitamin, dan imunitas," papar Supriyanto.
"Aspek biosecurity juga penting dilakukan dengan sangat ketat untuk mencegah penularan penyakit PMK. Karenanya penanganan penyakit PMK harus dilakukan secara komprehensif dan gotong royong," pungkasnya.
Baca Juga: Tahap Pertama, DKPP Surabaya Lakukan Sampling pada Unggas Antisipasi Flu Burung