Palembang, Sonora.ID – Setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN), tahun ini adalah peringatan HKN ke -58.
dr. Zulkhair Ali, Sp.PD, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Palembang kepada Sonora (29/11/2022) mengatakan bahwa tahun ini HKN lebih longgar dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena sekarang pandemi sudah mulai berkurang.
“Masalah kesehatan sangat berat, bagaimana transformasi kesehatan dari yang primer sampai yang ke tersier. Yang harus dilayani sangat banyak, saat pandemi fokus ke covid, yang lain sepertinya dikurangi seperti imunisasi anak-anak tertunda karena covid, memang berat permasalahan kesehatan tapi dengan tekad bersama dan didukung semua stake holder bisa diatasi,” ujarnya.
Ia mengatakan polio saat ini menjadi perhatian bersama dengan menggalakan imunisasi polio. Polio sepertinya terlupakan karena covid, juga penyakit campak.
Baca Juga: Resmikan Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya, Jokowi Harapkan Kerukunan Mahasiswa Antardaerah
Sementara untuk stunting di kota Palembang relatif rendah, apabila masalah ekonomi meningkat biasanya stunting juga akan meningkat.
“Banyak sekali PR transformasi kesehatan dalam banyak hal. Di puskesmas, tingkat lanjutan, SDM kekurangan dokter. Transformasi dimulai dari pendidikan kedokteran sehingga kebutuhan akan dokter akan tercapai agar bisa menekan angka kematian ibu dan anak. Semua sama-sama mengatasi masalah kesehatan mulai dari SDM-nya, pelayanannya, fasilitasnya, termasuk pembiayaan kesehatan. Berharap dukungan pemerintah betul-betul maksimal terutama dalam mengaktifkan posyandu,” ujarnya.
Posyandu diharapkan bukan hanya sekedar vaksinasi dan penimbangan balita saja tapi bisa mendeteksi beberapa penyakit yang menyebabkan kematian, bagaimana kader posyandu diberdayakan.
Dengan kondisi seperti sekarang, belum mungkin melayani masyarakat secara optimal, kurangnya SDM, masih ada puskesmas yang belum ada dokter akibat distribusi dokter yang belum memadai.
Baca Juga: Menampung Tingginya Minat Investasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN
Untuk menghasilkan dokter di daerah harus diupayakan sejak mereka sekolah karena biaya sekolah kedokteran cukup tinggi karena harus praktek di rumah sakit.
Harapannya, di seluruh provinsi ada fakultas kedokteran sehingga anak-anak daerah bisa bekerja di daerah masing-masing.
“Diharapkan HKN melakukan kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah, masyarakat untuk melakukan percepatan transfromasi kesehatan,” ujarnya.