Makassar, Sonora.ID - Perubahan iklim berdampak nyata di desa-desa yang terletak di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Walanae di Kabupaten Bone.
Masyarakat yang menggantungkan hidup pada alam serta ekosistemnya sudah pasti terpengaruh oleh anomali-anomali yang timbul dari perubahan iklim.
Isu tersebut menjadi perhatian peneliti muda lanskap yang tergabung dalam Inkubator Peneliti Muda Lanskap (IPML). Mereka menyampaikan gagasan dan pendapat setelah aksi langsung ke 12 desa di Kabupaten Bone.
Mereka menghimpun data dan informasi terkait praktik-praktik tata kelola lahan, ketahanan pangan, dan kesetaraan gender.
Alham R. Syahruna mewakili Kepala Badan Perencanaan dan Penelitian Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan, Pemprov Sulsel telah melakukan upaya-upaya untuk beradaptasi pada perubahan iklim melalui berbagai program dan kegiatan.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sekolah di Banjarmasin, Disdik Minta Perhatikan Ini
Namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, kolaborasi para pihak antara pemerintah dan lembaga non pemerintah sangat diperlukan sebagai aksi nyata terhadap upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi risiko dampak bencana.
“Melalui Walanae Festival ini, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada 38 peneliti muda yang terlibat, yang telah menghasilkan inovasi baru untuk kita semua. Pesan saya, teruslah bekerja dan berkarya,” kata Alham.
Walanae Fest merupakan tahapan akhir dari project IPML Sulsel. Kegiatan ini menampilkan temuan awal lapangan terkait sumber penghidupan, tutupan lahan, dan sistem usaha tani terkhusus pada kawasan sepanjang DAS Walanae di Kabupaten Bone.
Muhammad Aliafid selaku ketua kegiatan Walanae Festival menuturkan, tema dari kegiatan berasal dari nama Daerah Aliran Sungai melalui desa-desa.