Sonora.ID - Data dari Kementerian ESDM mencatat, dalam lima tahun terakhir, produksi minyak bumi Indonesia menurun sebesar 36% dan 56%.
Hingga tahun 2020, cadangan minyak terbukti di Indonesia berkisar 2,4 ribu barrel sedangkan cadangan gas terbukti diperkirakan sebanyak 43,57 TSCF.
Berbicara pada acara AI Academy Graduation, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menyebut pemanfaatan artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) dapat mempercepat perkembangan industri migas di Indonesia.
“Pemerintah telah memetakan daerah-daerah yang kaya akan gas mulai dari ujung barat hingga bagian timur Indonesia. Beberapa wilayah yang berpotensi besar ada di Andaman II, Lombok, Masela, dan Indonesia Deepwater Development. Kami berharap AI dan big data dapat memberikan lebih banyak peluang untuk membuat keputusan secara lebih cepat,” ujar Tutuka.
AI Academy merupakan program pertama di Indonesia yang dibesut Schlumberger Indonesia bekerja sama dengan Universitas Pertamina (UPER) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca Juga: SKK Migas-KKKS dan Kementerian KLHK Tanam Puluhan Ribu Mangrove
Kegiatan yang telah berlangsung sejak 8 Agustus hingga 23 September 2022 ini telah sukses dilaksanakan dan berhasil meluluskan 30 peserta pelatihan dari Universitas Pertamina.
Adalah Muhammad Naufal Septifiandi, Ferdiansyah Rahman, Muhammad Amien M. Hilman, dan Indrian Ellies, mahasiswa UPER yang berhasil meraih posisi pertama dalam final capstone project AI Academy.
Mereka mengembangkan program AI bertajuk ‘Alpha Infill: An Integrated Machine Learning Tools to Predict "Sweet" Infill Well Location’.
Program AI ini dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lapangan minyak bumi yang berpotensi memiliki hidrokarbon tinggi, namun belum sepenuhnya tereksploitasi. Sehingga proses eksplorasi migas bisa berjalan cepat, efektif dan efisien.