“Alpha Infill bekerja dengan dibantu oleh model ML yang sudah kami buat, yakni yakni KMeans Clustering, Extra Tree Classifier, dan Kriging yang masing-masing berfungsi untuk mengukur kualitas produksi dan produktivitas sumur, memprediksi sifat batuan reservoir, hingga menentukan lokasi pengeboran yang paling baik untuk dilakukan infill drilling,” jelas Naufal dalam wawancara daring, Jumat (7/12).
Hasil dari infill drilling inilah yang akan meningkatkan produktivitas pada suatu lapangan minyak bumi.
Tidak hanya itu, Naufal dan tim juga membuat dashboard interaktif menggunakan Dataiku. Dashboard ini dapat digunakan untuk melakukan proses machine learning dari awal hingga akhir secara interaktif, tanpa perlu melakukan proses coding yang rumit.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director Schlumberger Indonesia, Devan Keith K. Jeya Raj, menyampaikan, pelatihan AI Academy merupakan bentuk komitmen Schlumberger Indonesia dalam menemukan dan mengembangkan bakat-bakat baru untuk mencetak generasi juara.
“Bagi anda sekalian yang baru saja selesai menempuh pelatihan AI Academy, sekarang anda memiliki tanggung jawab yang cukup berat untuk membantu Indonesia untuk mencapai target produksi migas sebanyak 1 juta barel minyak dan 12 miliar BSCDF gas pada tahun 2030,” tutur Devan.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, mengatakan, untuk mendukung pengembangan digitalisasi dalam industri migas, UPER juga menyediakan kurikulum pembelajaran Kecerdasan Buatan di Industri Minyak dan Gas pada program studi Teknik Perminyakan.
Baca Juga: SKK Migas Percaya Diri Target Investasi Tahun Ini Bakal Tercapai
“Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diperkenalkan kepada AI dan diajarkan mengenai dasar-dasar pemrograman. Dengan adanya pelatihan AI Academy, tentu mahasiswa dapat mengasah lebih dalam pengetahuan dan skill yang diperlukan dalam penerapan AI dan ML di industri migas,” jelas Prof. Wirat.