3. Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan saat ini di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikannya dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan juga penghasilan per kepala yang menunjukkan.
Bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menduduki urutan ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, dan ke-109 pada tahun 1999.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia tentu tak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan yang ada di Indonesia ialah pendidikan yang dilakukan demi kepentingan bangsa Indonesia. Namun, saat ini standar dan kompetensi dalam sebuah pendidikan formal maupun informal seolah hanya keranjingan pada standar dan kompetensi yang ada.
Sehingga kami menawarkan solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti yang diketahui sistem pendidikan sangat erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan.
Sistem kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang diterapkan, berprinsip salah satunya meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
4. Kasus korupsi
Kasus korupsi yang semakin hari semakin marak saat ini telah menyeret beberapa nama pejabat yang notabene masih berstatus pejabat aktif hingga mantan pejabat. Hal tersebut menciptakan kekecewaan yang cukup mendalam di hati para rakyat, pasalnya mereka telah memilih dengan keyakinan dan juga harapan.
Tak hanya itu saja, saat ini juga telah dibahas terkait beberapa pengampunan atas perbuatan keji yang dilakukan para koruptor yang menyebabkan ia dengan mudahnya terbebas dari hukumannya. Rakyat tentu sangat tidak setuju dengan adanya peraturan baru tersebut, kami berpendapat bahwa hal tersebut sangatlah tidak setimpal dengan perbuatan yang dilakukan.
Kami membutuhkan sebuah hukuman yang membuat para koruptor jera terhadap segala tindak dan perbuatannya. Buruknya sistem pemerintahan Indonesia dapat dilihat dari ketidakmampuan dalam mengatasi masalah korupsi yang telah menggurita sehingga menurunkan harapan rakyat terhadap para pemerintah.
5. Aku di masa depan oleh Nur Rohamtul
Globalisasi adalah proses mendunia segala aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi segala pencapaian yang harus diikuti perkembangannya oleh seluruh umat manusia yang menghuni bumi ini. Berbicara mengenai globalisasi, faktor penting yang menjadi acuan adalah adanya dampak yang mengelaborasi terhadap diri manusia itu sendiri.
Kebijakan publik yang menggema di media saat ini adalah booming-nya istilah Revolusi Industri 4.0. Secara teoritis, kebijakan itu mengajak kepada masyarakat secara luas untuk mampu bersaing dan bersinergi dalam ajang dunia yang mengglobal. Hal ini menjadi isu yang harus dibincangkan. Sedemikian itu, sememangnya kita harus waspada dan bijak dalam menyikapi era revolusi ini.
Sebagai seorang mahasiswa, aktivitasku tidak hanya belajar melainkan aku aktif dan berkecimpung di dunia organisasi. Selain itu, aku juga aktif mengikuti ajang atau event kedutaan mahasiswa. Bagiku, pemantapan karier dapat diperoleh dari memanfaatkan skill and ability dalam pengembangan kemampuan diri. Di sisi lain, tujuan ini aku lakukan untuk menambah daftar curriculum vitae yang aku miliki.
Saat ini, aktivitasku adalah sebagai seorang musyrifah atau seorang manager. Maksud dari jabatan itu adalah aku menjadi pengurus di salah satu asrama kampus yang dikemas seperti pesantren yang diberi nama Ma’had al-Jami’ah. Di sinilah aku berdiri tegak, mengeksplor segala kemampuan, dan menggali pengalaman. Tugas dari seorang musyrifah adalah mengajar mahasiswa dalam bidang” tahfizh, tahsin, praktik pengalaman ibadah (PPI), dan tajwid. Amanah ini aku emban sejak semester 5.
Diriku yang sesungguhnya adalah diriku yang akan bersaing dalam era revolusi. Sebagaimana dikatakan oleh pakar kesehatan bahwa sebelum kita menjadi manusia kita sudah bersaing. Persatuan sperma antara Ayah dan Ibu kita dengan persaingan jutaan sperma hanya satu yang berhasil menjadi janin dan itulah diri kita.
Kaitannya dengan hal itu, kita sudah selazimnya mengikuti persaingan yang memang harus kita hadapi.
6. Kebudayaan oleh Aulia Rahmah
Baca Juga: Rhenald Kasali Dianugerahi Cendekia Cipta Pradana dalam Pendidikan
7. Guru oleh Yetri Erni Y
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.