"Dalam Islam lebih daripada itu (perayaan Hari Ibu). Merayakan hari ibu setiap saat, tidak hanya setahun sekali," ujar Buya Yahya.
Baca Juga: Sejarah Singkat Hari Ibu yang Diperingati Setiap Tanggal 22 Desember
Dalam Islam, posisi Ibu berada lebih tinggi dibandingkan dengan ayah. Hal tersebut tertuang dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya berikut ini.
Seseorang datang kepada Rasululullah saw dan bertanya, "Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah saw pun menjawab, "Ibumu!". Orang tersebut kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah saw menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu" Orang tersebut masih bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah saw pun menjawab, "Kemudian ayahmu" (HR. Bukhari no.5971 dan Muslim no. 2548).
Lantas apa hukum merayakan hari Ibu dalam Islam? Dikatakan oleh Buya Yahya jika umat muslim diperbolehkan merayakan hari ibu, namun dengan satu syarat.
"Boleh-boleh saja, asalkan makna dan isi dari perayaan ini adalah untuk memuliakan ibu," lanjut Buya Yahya.
Diingatkan pula oleh Buya Yahya jika memuliakan ibu tidak hanya dilakukan satu hari dalam setahun saja.
Baca Juga: 25 Ucapan Selamat Hari Ibu dalam Bahasa Inggris, Penuh Makna Mendalam!
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.