Hadirin wal hadirat yang dimuliakan Allah;
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan beserta hikmahnya.
Eh, apakah teman-teman di sini ada yang sudah tahu apa itu puasa?
Menahan diri? Iya benar. Tapi menahan diri dari apa? Apakah menahan diri dari perasaan galau dan sakit hati? Eh. Hehehe.
Hadirin sekalian, puasa berasal dari kata “shaum” atau “shiyam” yang artinya menahan diri. Lengkapnya ialah menahan diri dari lapar, haus, hawa nafsu, serta segala yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah, apa hukum puasa di bulan Ramadhan? Wajib atau Sunnah? Sunnah atau Wajib?
Iya, benar sekali. Hukum berpuasa di bulan Ramadhan adalah fardhu ‘ain yang artinya wajib untuk tiap-tiap muslim. Hal ini didasarkan oleh firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183:
Bismillahirrohmaanirrohim:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ [البقرة:183]
Bacaan Latin: Yaa-ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumushiyamu kamaa kutiba ‘alalladziina min qoblikum la’llakum tataquun.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Baca Juga: 5 Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Sabar, Penuh Makna saat Khutbah
Hadirin yang berbahagia,
Meski begitu, kita berpuasa tidaklah hanya sekadar menahan, menahan, dan menahan saja. Ada ketentuan yang perlu diperhatikan agar ibadah kita sah dan juga berpahala. Apa saja?
Yang pertama adalah rukun puasa.
Puasa di bulan Ramadhan memiliki dua rukun, yaitu berniat dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Berniat atau nawaitu dimulai dari sejak malam hari. Boleh kita lafazkan, dan boleh pula kita ulang-ulang dalam hati.
Jika rukun puasa yang dua ini tidak kita laksanakan salah satu atau pun keduanya, maka puasa yang kita laksanakan akan batal atau tidak sah.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah;
Lalu, apa saja hal-hal yang membatalkan puasa?
Ada beberapa hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadhan mulai dari makan, minum, muntah dengan sengaja, haid dan melahirkan, hilang akal atau gila, hingga keluar dari islam.
Lho, menangis memangnya tidak membatalkan puasa ya teman-teman? Hayoo, batal atau tidak? Tidak batal atau batal?
Nah kan bingung. Hehehe. Menangis tidak membatalkan puasa ya teman-teman. Jadi, meski disengaja sekalipun untuk menangis hingga air mata penuh sampai satu galon, puasa kita tetap sah.
Lagian, apa mungkin air mata kita bisa keluar sebanyak 1 galon? Tidak mungkin sepertinya, ya. Apalagi kalau air mata buaya. Eh
Hadirin wal hadirat rahimakumullah;
Setelah mengetahui rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadhan, rasanya kita juga perlu mengetahui amalan yang berpahala pada bulan yang mulia ini, kan?
Ada banyak, kan? Ada Shalat Tarawih dan Witir, ada tadarus Al-Qur’an, ada shalat tahajud, sedekah, serta berbagai perilaku kebaikan lainnya.
Intinya, pada bulan Ramadhan ini pintu surga dibuka seluas-luasnya, pintu neraka ditutup serapat-rapatnya, dan para setan dikarantina selama sebulan penuh.
O ya para hadirin sekalian, kira-kira apa sih gunanya kita berpuasa? Mengapa kok puasa itu diwajibkan, dan apa keuntungan yang didapat oleh orang-orang yang berpuasa?
Sejatinya ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan ketika melaksanakan puasa dengan sungguh-sungguh alias lillahi ta-ala.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183 tadi, hikmah utama berpuasa ialah agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Selain itu, ibadah puasa juga menjadi amalan penghapus dosa sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Imam Bukhari Nomor 37:
Bismillahirrohmaanirrohim;
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Bacaan Latin: Man shooma romadhoona imaanan wahtisaaban ghufirolahu maa taqoddama min dzambih.
Artinya: Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah;
Hikmah selanjutnya dari puasa ialah melatih kejujuran. Berbeda dengan ibadah shalat, sebenarnya amalan puasa cenderung lebih tersembunyi, kan?
Bila semisal kita sedang sendirian di rumah, bersembunyi di dalam kamar kemudian minum segelas es teh. Adakah yang bakal tahu? Bisa jadi tidak, kecuali Allah dan malaikatnya.
Hadirin wal hadirat yang dimuliakan oleh Allah SWT;
Berpuasa di bulan Ramadhan utamanya ialah untuk menekan dan mengontrol diri kita untuk bisa menahan hawa nafsu, menahan diri dari perbuatan tercela dan menjauhi diri dari maksiat.
Hikmah berpuasa juga amatlah baik dari sisi kesehatan. Ketika kita berpuasa, sesungguhnya kita sedang memberikan jatah istirahat kepada lambung dan organ pencernaan. Dengan demikian, secara medis, ibadah berpuasa itu sungguh menyehatkan.
Hadirin yang berbahagia, berpuasa juga menjadi sarana latihan untuk meningkatkan kepedulian sosial. Dengan makan sebanyak dua kali sehari yaitu di waktu sahur dan berbuka, kita akan menyadari bahwa syukur itu sangatlah penting.
Di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang makannya masih sehari sekali, atau bahkan dua hari sekali. Berpuasa adalah salah satu jalan agar kita lebih sadar dan lebih peduli terhadap sesama.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah;
Sejatinya masih ada begitu banyak kebaikan lain dari amalan berpuasa, terlebih lagi Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan.
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan hari ini. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah. Saya akhiri dengan pantun:
Ada itik jalannya gemulai
Eh tiba-tiba disergap oleh buaya rawa
Berpuasa janganlah letih dan lunglai
Mari kita semangat meraih takwa
*
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Demikian paparan mengenai beberapa contoh teks ceramah singkat ramadhan untuk anak SD sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 8 Contoh Teks Ceramah Singkat beserta Strukturnya, Lengkap!