Makassar, Sonora.ID - General Manager PT Pelindo Regional 4 Makassar, Suhadi Hamid, meminta seluruh manajemen dan penumpang kapal di Pelabuhan untuk selalu siaga dan waspada terhadap cuaca ekstrim. Diketahui, beberapa wilayah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar dilanda cuaca ekstrim dalam beberapa hari belakangan ini.
Menurut Suhadi, saat ini masyarakat yang menggunakan moda transportasi laut melalui Pelabuhan Makassar jumlahnya masih cukup tinggi, usai liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Melihat kondisi cuaca yang cukup ekstrem akhir-akhir ini, saya mengimbau kepada seluruh penumpang kapal untuk waspada dan juga selalu memantau prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),” kata Suhadi.
Tak hanya penumpang, petugas di lapangan juga dianjurkan terus siaga dan waspada terhadap kondisi cuaca ekstrim. Mereka diimbau menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), terutama jika sedang bertugas.
Selain itu, kata Suhadi, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Utama Makassar, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, PT Pelayaran Indonesia (Pelni), Kantor Distrik Navigasi Kelas I Makassar, Polres Pelabuhan Makassar, dan Badan SAR Nasional atau BASARNAS. "Kami bersama-sama mengantispasi kondisi atau situasi yang tidak diinginkan," ungkap Suhadi.
Baca Juga: Antisipasi Bencana, Pemprov Sulsel Bakal Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrim. Salah satunya ditandai dengan tingginya curah hujan. BMKG mengimbau agar masyarakat mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini, yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis, yaitu suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Dalam rilis resminya, BMKG memprakirakan hujan lebat berpotensi akan menerjang wilayah Sulsel selama sepekan, yakni 3-9 Januari 2023.
Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, dikutip dalam keterangan resminya menjelaskan, pemicu cuaca ekstrem yaitu dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di Sulsel.
Ex-Siklon tropis Ellie terpantau masih berada di Australia bagian barat, mampu meningkatkan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut di sepanjang daerah menuju pusat tekanan.
“Terdapat pertemuan arus angin (konvergensi) di sekitar Sulawesi Selatan menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan. Model cuaca menunjukkan kelembapan udara lapisan atas hingga ketinggian 700 mb dalam kondisi basah berkisar 70-100 persen,” urai Irwan.
Cuaca ekstrem tersebut berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian barat dan tengah. BMKG juga memperingatkan adanya potensi angin kencang di Sulsel bagian barat dan selatan. “Masyarakat diimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Klaim Tangani Ruas Jalan Terisolir Secara Optimal