Kena Gejala LSD, Warga Sragen Banting Harga Sapi

14 Januari 2023 14:22 WIB
– Sejumlah sapi ternak milik warga di Kelurahan Paleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD).
– Sejumlah sapi ternak milik warga di Kelurahan Paleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD). ( )

Sragen, Sonora.ID – Sejumlah sapi ternak milik warga di Kelurahan Paleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD).

Virus LSD ini mengakibatkan kulit sapi menjadi bentol-bentol, gatal, bernanah dan kaki bengkak. Kondisi sapi yang seperti ini mulai disadari oleh warga sekitar 2 minggu lalu.

Pardi (55) warga Paleman, menuturkan awalnya ia menemukan bintik-bintik di leher. Kemudian banyak benjolan di sekujur tubuh sapi. Nafsu makan dari sapi juga hilang.

Pardi pun resah, lantas ia pun mengaku sempat memanggil dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan pada sapi. Setelah ditunggu beberapa hari, sapi milik warga sempat mulai meningkat nafsu makannya.

Tapi karena Pardi panik dan tidak ingin merugi, dirinya memilih untuk menjual sapi Limosinnya dengan harga murah. Ia menuturkan, setelah diobati sapinya sudah bisa berdiri dan mau makan. Namun ia juga sudah menjualnya karena tidak mau ambil resiko. Yang biasanya harganya 15 juta, kali ini ia hargai 4 juta saja.

Baca Juga: Warga di Sekitar Situs Sangiran Sragen Dapat Kompensasi Bila Temukan Fosil

Hal serupa, juga dirasakan oleh Sajimin (67), saat ditemui oleh Kompas.com dirinya mengaku kecewa lantaran sapi yang telah ia pelihara selama empat bulan terkena virus LSD dan terpaksa dijual.

Ia menuturkan, sapinya sudah dijual seharga 8 juta rupiah, padahal harga normalnya 20 juta rupiah.

Wagiyah (63) juga menceritakan ke Kompas.com, sapi yang telah empat tahun dipelihara tiba-tiba muncul bentol-bentol dan jika bentolan tersebut pecah keluar airnya. Ia mengaku terpaksa menjual sapi karena bingung dan takut sapinya mati. Sapi miliknya ia jual seharga 7 juta rupiah.

Warga lain, Maryah (42) mengatakan gejala-gejala LSD pada sapi yang dipeliharanya baru ia sadari pada Kamis (12/1/2023). Ia menuturkan sapinya mulai muncul bentol-bentol dan kakinya bengkak. Selain itu nafsu makan dari sapinya juga menurun. Maryah mengaku jika ia akan menjual sapinya bila kondisi sapinya tak kunjung membaik.

Kepala Desa Paleman, Rajimin mengatakan pihak desa menerima laporan masyarakat setelah sapi ternaknya terlanjur dijual. Untuk itu, pihaknya mengambil langkah untuk sementara ini melaporkan kasus temuan ini ke Dinas Peternakan Kabupaten Sragen.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm