Klaten, Sonora.ID - Di Kabupaten Klaten terdapat pemandangan yang tak biasa. Apabila karyawan di sebuah perusahaan dan pegawai negeri sipil (PNS) memakai seragam sudah biasa tetapi penjual cilok yang mangkal di SMAN 1 Wedi berbeda dari yang lainnya.
Dimana para penjual cilok tersebut memakai seragam batik setiap harinya pada saat sedang berjualan. Kalau kita lihat biasanya penjual cilok hanya memakai baju biasa atau baju ala kadarnya. Para penjual cilok kompak membeli baju batik sarimbit berwarna dan bermotif sama yang dibuat seperti seragam.
Dilansir dari TribunSolo.com, penjual cilok tersebut bernama Sagiman atau sering disebut Petruk, Woyo-woyo, Arifin, Karmin dan Tawar. Dan kebetulan saat ditemui TribunSolo.com hanya bertiga saja yang sedang berjualan.
Baca Juga: Prioritas RKPD Klaten 2024: Lapangan Kerja hingga Penurunan Angka Kemiskinan
Sagiman atau yang biasa dipanggil Petruk itu mengatakan apabila pada awalnya kelima penjual cilok itu hanya teman kumpul. Mereka sehari-hari berjualan cilok menggunakan motor yang dibelakangnya dilengkapi dengan gas dan tempat untuk menaruh dagangannya.
Menurutnya tujuan membeli seragam batik ini agar makin akur dan dilihat lebih keren. Para penjual cilok tersebut mulai memakai seragam batik sejak setahun ini.
Seragam yang digunakan pun setiap hari berbeda-beda warnanya. Terdapat 5 baju batik yang terdiri dari warna merah, kuning, biru, hijau, dan putih.
Setiap jam istirahat di sekolah selalu bersama-sama menjualkan ciloknya, tetapi setelah jam istirahat selesai mereka mulai keliling sendiri-sendiri.
Sagiman berjualan cilok sudah 35 tahun lamanya. Sebelum berjualan cilok ia sempat merantau ke Jakarta. Saat merantau ia berjualan es potong. Ia memiliki istri yang berjualan sayur di pasar. Sagiman dan istrinya saat ini dikaruniai 5 anak. Kelima anaknya itu sudah lulus sekolah.
Baca Juga: Peresmian Grha Bung Karno, Bupati Klaten Akan Undang Ketua DPR-RI
Tiga anaknya saat ini menjadi tentara AD dan AU, sedangkan yang lainnya sudah bekerja menjadi pegawai toko. Kelima anaknya itu ia nafkahi dengan berjualan cilok.
Walaupun sama-sama berjualan cilok, tetapi kelima penjual itu tidak bersaing dan selalu guyub rukun.
Rizqan Iryawan selaku Camat Wedi mengatakan apabila para pedagang itu menarik perhatian pelanggan. Ia juga berencana akan membeli seragam baru lagi bagi para penjual cilok tersebut.