Sonora.ID - Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen menurunkan gas rumah kaca dengan meluncurkan peraturan nomor 56 tahun 2022 tentang rencana pembangunan rendah karbon, di gedung Balai Serindit pada selasa (25/01/2023).
Gubernur Provinsi Riau Syamsuar menyampaikan komitmen pemerintah dalam penurunan emisi karbon yang tertuang dalam misi kedua rencana pembangunan daerah provinsi Riau tahun 2019-2024 tentang Riau hijau.
“Riau hijau adalah optimalisasi pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau, menuju pembangunan berkelanjutan” ucap Syamsuar.
Ia menambahkan Aksi Riau hijau melibatkan berbagai pihak bukan hanya pemerintah melainkan perguruan tinggi, swasta organisasi non pemerintah, mitra pembangunan serta media.
Baca Juga: Komitmen Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca, Bappeda Riau Agendakan Rapat Koordinasi Forum Riau Hijau
Lebih lanjut Gubri Syamsuar menyampaikan rencana aksi riau hijau terdiri dari 3 kebijakan penting, yang telah di formalkan melalui peraturan gubernur riau nomor 9 tahun 2021.
“Ada 3 kebijajan yaitu Meningkatkan upaya pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, kualitas pengelolaan sumber daya alam serta bauran energi dari sumber daya alam terbarukan” jelasnya.
Dalam perubahan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) provinsi Riau tahun 2019-2024, kata Gubri, Riau hijau menjadi payung kebijakan untuk seluruh misi kepala daerah dan di bahas secara tersendiri dalam sub bab kebijakan khusus daerah dalam RPJMD.
“Strategi dalam ekonomi riau hijau menjadi indikator kinerja pemerintah provinsi Riau yaitu meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) dan menurunkan emisi gas rumah kaca” pungkasnya.
Gubri juga menyampaikan berdasarkan data tahun 2022 capaian indeks kualitas lingkungan hidup provinsi riau adalah 72,10 meningkat 2 poin dari target yakni 70,10 atau meningkat sebesar 3,3% dari capaian tahun 2021.
Ia juga menyampaikan emisi rumah gas rumah kaca berhasil diturunkan sebesar 3.134,33 gigagram karbon dioksida ekivalen, dengan status emisi sebesar 180.342,67 gigagram karbon dioksida ekivalen, dimana angka ini meningkat 1,7 % dari tahun 2020.
“Sedangkan hasil pemantauan evaluasi dan pelaporan pembangunan rendah karbon di provinsi riau menunjukkan total potensi penurunan emisi gas rumah kaca kumulatifprovinsi riau tahun 2020-2022 sebesar 204,65 juta ton karbon dioksida ekivalen dari 740 aksi, dimana lebih dari 90 persen kontribusi penurunan emisi terbesar berasal dari sektor lahan” terangnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News